Deloitte Bakal PHK 1.200 Karyawan Tahun Ini

Deloitte

ACEHINDEPNEDENT.COM – Deloitte akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.200 orang atau 1,5 persen dari karyawannya di Amerika Serikat (AS).

Dilansir Reuters yang mengutip Financial Times, Jumat (21/4), kebijakan itu terungkap dari memo internal karyawan perusahaan audit keuangan raksasa tersebut.

Bacaan Lainnya

Risiko PHK di perusahaan akan lebih tinggi di bidang-bidang seperti bisnis penasehat keuangan, yang telah dipengaruhi oleh penurunan aktivitas merger dan akuisisi.

“Bisnis AS kami terus mengalami permintaan klien yang kuat. Karena pertumbuhan dalam praktik tertentu moderat, kami mengambil tindakan personel yang sederhana jika diperlukan,” dalam pernyataan melalui email kepada Reuters.

Awal pekan lalu, Ernst & Young, mengatakan pihaknya memangkas 5 persen tenaga kerjanya di AS.

Pada Februari lalu, firma akuntansi KPMG juga mengumumkan rencana PHK terhadap 700 orang karyawan.

Beberapa perusahaan keuangan telah memangkas pekerjaan dalam beberapa bulan terakhir termasuk bank-bank besar Wall Street, manajer aset dan fintech. Keputusan diambil di tengah ketidakpastian makro ekonomi yang menekan konsumen dan menurunkan permintaan di sejumlah bisnis andalan.

Deloitte adalah bagian dari empat firma akuntansi terbesar (Big Four) yang juga mencakup EY, KPMG, dan PricewaterhouseCoopers.

Deloitte Touche Tohmatsu Limited /dəˈlɔɪt ˈtʃ tˈmɑːts/, atau biasa disebut Deloitte, adalah sebuah jaringan penyedia jasa profesional multinasional.[7] Deloitte merupakan salah satu dari empat organisasi akuntansi terbesar di dunia dan merupakan jaringan jasa profesional dengan pendapatan dan jumlah pegawai terbesar di dunia. Perusahaan ini berkantor pusat di London, Britania Raya.[8]

Perusahaan ini didirikan oleh William Welch Deloitte di London pada tahun 1845 dan berekspansi ke Amerika Serikat pada tahun 1890.[9] Perusahaan ini lalu bergabung dengan Haskins & Sells untuk membentuk Deloitte Haskins & Sells pada tahun 1972 dan dengan bisnis Touche Ross di Amerika Serikat untuk membentuk Deloitte & Touche pada tahun 1989. Pada tahun 1993, perusahaan ini diubah namanya menjadi Deloitte Touche Tohmatsu, dan kemudian disingkat menjadi Deloitte.[9] Pada tahun 2002, praktek Arthur Andersen di Britania Raya serta sejumlah prakteknya di Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan setuju untuk digabung dengan Deloitte.[10] Pada bulan Januari 2013, perusahaan ini mengakuisisi Monitor Group, sebuah penyedia jasa konsultansi strategi.[11] Deloitte didaftarkan sebagai sebuah perseroan terbatas di Britania Raya, dengan didukung oleh sebuah jaringan yang beranggotakan sejumlah badan hukum independen.[12]

Deloitte menyediakan jasa auditkonsultansipenasehatan keuanganpenasehatan risikopajak, dan hukum dengan sekitar 312.000 pegawai di seluruh dunia.[13] Pada tahun fiskal 2020, jaringan ini mencatatkan pendapatan sebesar US$47,6 milyar.[5] Hingga 2019, Deloitte merupakan perusahaan swasta terbesar keempat di Amerika Serikat.[14] Perusahaan ini telah mensponsori sejumlah gelaran, salah satunya Olimpiade Musim Panas 2012.[15]

Kontroversi yang melibatkan perusahaan ini, selain litigasi mengenai beberapa hasil auditnya, juga meliputi keterlibatannya dalam sebuah laporan yang “berpotensi menyesatkan” mengenai perdagangan tembakau ilegal di Australia.[16] Perusahaan ini juga mengalami serangan siber yang membuat data pribadi sejumlah klien dan pegawainya bocor pada bulan September 2017.[17] Peran perusahaan ini sebagai auditor internal untuk Carillion[18] dan sebagai auditor eksternal untuk Autonomy juga dicurigai “tidak wajar”, karena menyebabkan penurunan nilai sebesar £8,8 miliar setelah Autonomy diakuisisi oleh Hewlett-Packard pada tahun 2011.[19]

(*)

sumber: cnnindonesia

Pos terkait