BANDA ACEH – Bunda Literasi Aceh Besar Cut Rezky Handayani S.I.P, MM, menghadiri pengukuhan Bunda Literasi Aceh, Pemberian Apresiasi di bidang Perpustakaan dan Kearsipan serta peresmian Library Teater di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Gampong Lamgugop, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Selasa (5/11/2024).
Bunda Literasi Aceh Hj. Safriati S.Si, M.Si dikukuhkan langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Dr. H. Safrizal ZA, M.Si dengan prosesi pemasangan tanda jabatan Bunda Literasi.
Sebelumnya pengukuhan tersebut juga dimeriahkan dengan pemberian penghargaan capaian publikasi program informasi perpustakaan berbasis inklusif sosial.
Pada pemberian penghargaan tersebut Kabupaten Aceh Besar berhasil meraih perpustakaan terbaik II dari Gampong Reuhat Tuha, TBM Ter – Kreatif Pustaka Kampung Impian, TBM Ter – Advokatif TBM Ar Rasyid.
Dan Pj Gubernur Aceh Dr. H. Safrizal ZA, M.Si juga memberikan penghargaan terbaik bagi SKPA dan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten/Kota. Yang juara terbaik pertama diraih oleh Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Besar berada pada terbaik kedua disusul Kota Langsa berada pada urutan terbaik ketiga.
Usai pengukuhan Bunda Literasi Aceh dan Pemberian Apresiasi dibidang Perpustakaan dan Kearsipan, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan peresmian Library Teater.
Selesai kegiatan tersebut Bunda Literasi Aceh Besar Cut Rezky Handayani mengucapkan selamat dan sukses kepada Bunda Literasi Aceh Safriati, Cut Rezky juga menyampaikan bahwa pentingnya literasi dalam membentuk karakter dan kecerdasan masyarakat.
Dengan dikukuhkannya Bunda Literasi Aceh, Cut Rezky mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun budaya literasi yang kuat di Kabupaten Aceh Besar. Bunda Literasi diharapkan segera membentuk jejaring komunikasi dan koordinasi di wilayahnya masing-masing dari tingkat Kecamatan, gampong hingga unit terkecil yaitu rumah tangga/keluarga. “Karena, keluarga merupakan unit terkecil di masyarakat dapat menjadi kunci untuk membangun kemampuan literasi,” ujarnya.
Dengan dikukuhkannya Safriati sebagai Bunda Literasi Aceh, diharapkan akan muncul semangat baru dalam meningkatkan minat baca dan menumbuhkan budaya literasi di kalangan masyarakat. Semua pihak berharap, program literasi ini dapat menjadi tonggak penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Aceh.
“Kehadiran Bunda Literasi mesti mampu menciptakan kemampuan literasi dari berbagai sisi, dari membaca, mengolah, memahami tulisan dan mempraktikannya. Dan hal ini bukanlah tugas yang mudah,” pungkasnya.
Pengukuhan tersebut turut dihadiri istri dari jajaran Forkopimda Aceh, para kepala SKPA Aceh, Bunda Literasi Kabupaten/Kota, para penerima penghargaan dan tamu undangan lainnya.(**)