ACEHINDEPENDENT – Prediksi Man City vs Inter Milan final UCL 2023 tayang di SCTV, pada Minggu, 11 Juni 2023, mulai pukul 02.00 WIB. Siaran live City vs Inter Milan dari Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul, Turki itu juga bisa ditonton via streaming Vidio.
Manchester City lebih diunggulkan daripada Inter di laga final Liga Champions 2022/2023 ini. Meski dari segi head to head, Man City dan Inter relatif seimbang, The Citizens punya kans lebih terbuka untuk menggondol trofi si Kuping Besar.
Apalagi, gelar juara UCL akan menjadi yang pertama dalam sejarah klub Man City. Selain itu, raihan trofi Liga Champion 2022/2023 bakal dicatat sebagai treble winner kedua bagi manajer The Citizens, Pep Guardiola.
Namun, Man City belum tentu mudah menjungkalkan Inter yang bertekad mengejar gelar juara UCL keempatnya sepanjang sejarah. Inter juga memiliki pengalaman 5 kali berlaga di final Liga Champions, dengan raihan 3 kemenangan dan 2 kekalahan.
Terakhir kali Inter menjadi kampiun Liga Champions pada musim 2009/2010 lalu, ketika Nerazzuri meraih treble winner bersama Jose Mourinho.
Sebagaimana sang lawan, kans kembali meraih treble juga terbuka bagi Inter karena tim asuhan Simone Inzaghi itu telah memenangkan Coppa Italia dan Piala Super Italia musim ini.
Peluang itu tidak mustahil diraih mengingat Simone memiliki rekam jejak apik di laga final sejumlah kompetisi. Final UCL 2023 akan menjadi partai puncak ke-9 bagi Simone. Dari 9 laga final itu, ia meraih 7 kemenangan secara beruntun.
Dilihat dari lokasi pertandingan, laga Man City vs Inter di Istanbul mengulang sejarah 18 tahun lalu, tepatnya pada UCL 2004/2005. Kala itu, dua tim asal Inggris dan Italia saling berjumpa dalam laga yang kelak dikenal sebagai Miracle of Istanbul.
Istanbul menjadi saksi keberhasilan Liverpool bersama Rafael Benitez menumbangkan AC Milan yang bertanding di bawah arahan Carlo Ancelotti.
Itulah uniknya, sama seperti final UCL 18 tahun lalu, partai puncak Liga Champions 2023 pada 11 Juni mendatang merupakan duel tim Inggris bersama pelatih dari Spanyol versus klub Italia dengan pelatih asal Italia pula.
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola tentu tidak ingin lagi mengulang kegagalan di final UCL bersama The Citizens, saat mereka takluk dari Chelsea pada musim 2020/2021 lalu.
Apalagi, Guardiola mengakui bertemu situasi yang agak mirip dengan 2 tahun lalu. Saat itu, City datang dengan tim yang lebih difavoritkan untuk menang. Di sisi lain, Guardiola kembali berjumpa tim yang memainkan skema pertahanan 3 bek tengah.
“Itu tidak sama tetapi kedua tim (Inter dan Chelsea) bermain dengan 5 [bek] di belakang. Chelsea juga defensif. Tapi mereka memiliki pola yang baik untuk menghukum kami. Saya tidak akan mengatakan itu serupa, tetapi beberapa hal memang demikian [mirip],” ucap Pep Guardiola jelang laga kontra Inter seperti dilansir laman resmi Man City.
Meskipun demikian, Guardiola 2 tahun lalu tidak sama dengan sekarang. Bersama City, ia telah menerapkan transformasi gaya permainan.
Juru taktik yang mempopulerkan filosofi bermain tiki-taka tersebut kini tidak lagi naif soal filosofi permainan menyerang. Tak jarang, dia justru memilih strategi lebih pragmatis.
Di laga perempat final UCL 2022/2023 kontra Bayern Munchen, misalnya, Guardiola tidak terlalu menekankan penguasaan bola. Dalam pertandingan 2 Leg, rerata penguasaan bola Man City bahkan di bawah Munchen. Hasilnya, City unggul 3-0 di leg 1 dan seri 1-1 ketika bermain di kandang lawan.
Hanya saja, Man City masih memiliki rerata ball possession relatif tinggi musim ini secara keseluruhan, tak jauh berbeda dari 2 tahun lalu (60,5% di 2020/2021 berbanding 60,6% di 2022/2023).
Adapun dalam segi pertahanan, yang menjadi pembeda ialah adanya peran John Stones dan Rodri sebagai double pivot di tengah garis pertahanan dan lini tengah. Pilihan untuk menyerang bagi Man City saat ini juga relatif lebih komplet.
Dua tahun lalu, City tidak punya sosok target man. De Bruyne kala itu memainkan peran sebagai false nine. Kini, mereka punya predator haus gol: Erling Haaland.
Bersama City, Haaland sudah mencetak 12 gol di Liga Champions 2022/2023, angka yang menjadikannya top skor sementara UCL musim ini.
“Mudah-mudahan kami bisa menyerang sedikit lebih baik dari yang kami lakukan saat itu [lawan Chelsea 2021]. Kami ingin finis [dengan hasil] berbeda kali ini,” ujar Guardiola.
Di kubu seberang, Inter diprediksi bakal kembali memainkan pertahanan gerendel 3 bek di belakang. Pertahanan yang kokoh terbukti menjadi senjata utama Inter di UCL musim ini.
Sepanjang Liga Champions musim ini, Inter mencatatkan 8 kali clean sheets, sedikit lebih baik dari Man City (7 kali). Inter bahkan hanya kebobolan di 1 pertandingan selama fase gugur, yakni saat bermain imbang 3-3 kontra Benfica.
Inter juga hanya memiliki catatan rerata ball possession 46,42 persen di UCL musim ini, dengan torehan 19 gol dan 10 kali kebobolan dari 12 pertandingan.
Simone Inzaghi mengaku ingin timnya tampil seimbang dalam menyerang dan bertahan. Sektor tengah tentu bakal menjadi pertaruhan bagi Simone untuk menciptakan soliditas tim.
“Kami harus penuh perhatian dan seimbang. Ini adalah pertandingan besar yang sangat kami nantikan [….],” kata dia dalam publikasi resmi Inter.
Di lini serang, Inter bakal bergantung kepada 2 tandem striker. Lautaro Martinez hampir pasti mengisi posisi tersebut.
Meski musim ini baru mencetak 3 gol di UCL, Lautaro Martinez memiliki kans besar untuk menjadi pilihan Simone Inzaghi. Dalam 4 final terakhir yang dilakoni Inter, Lautaro dapat membobol gawang lawan di 3 laga.
Ketiga laga itu ialah final Coppa Italia 2022/2023 (2 gol), Supercoppa Italia 2023 (1 gol), dan Supercoppa Italia 2022 (1 gol). Sekali saja Lautaro tak mencatatkan nama di papan skor, yakni di final Coppa Italia 2021/2022.
Namun, soal pilihan tandem Lautaro, mungkin bukan hal mudah bagi Simone untuk bikin keputusan. Setidaknya tersedia 3 pilihan, yakni Romelu Lukaku, Edin Dzeko, atau Joaquín Correa.
“Ini akan menjadi pertandingan paling penting untuk dimainkan di level klub. Kami sangat senang, fokus, dan bersemangat. Kami memimpikan laga ini, kami ingin mempersiapkan diri [dengan maksimal],” ujar Lautaro Martinez, dikutip dari FC Inter News.
Manchester City diprediksi tak melakukan banyak perubahan dari laga terakhir final Piala FA kontra Man United. Erling Haaland bisa dipasang di depan, dengan Kevin de Bruyne, Ikkay Gundogan, Bernardo Silva, dan Jack Grealish sebagai penopang sektor tengah dan penyerangan. Sedikit perubahan mungkin terjadi dengan dimainkannya lagi kiper Ederson Moraes.
Adapun Inter diperkirakan memasang Lautaro Martinez di sektor serang. Edin Dzeko bisa menjadi tandemnya, meski Romelu Lukaku juga berpotensi mengisi lini tersebut seperti di laga terakhir kontra Torino. Di sektor tengah, Marcelo Brozovic, Hakan Calhanoglu, dan Nicolo Barella kemungkinan akan menjadi pilihan Simone Inzaghi.
Man City dan Inter telah berjumpa 2 kali pada 2010 dan 2011. Namun dua laga itu hanya bertajuk ekshibisi. Kedua tim sama-sama saling mengalahkan dengan skor identik 3-0.
prediksi susunan pemain Man City vs Inter Milan
Manchester City (3-2-4-1): Ederson Moraes; Kyle Walker, Ruben Dias, Nathan Ake; John Stones, Rodri; Bernardo Silva, Kevin de Bruyne, Ikkay Gundogan, Jack Grealish; Erling Haaland. Pelatih: Pep Guardiola.
Inter Milan (3-5-2): Andre Onana; Alessandro Bastoni, Fransesco Acerbi, Matteo Darmian; Federico Dimarco, Marcelo Brozovic, Hakan Calhanoglu, Nicolo Barella, Denzel Dumfries; Lautaro Martinez, Edin Dzeko. Pelatih: Simone Inzaghi.
Prediksi skor Man City vs Inter Milan: 2-1
sumber: sportsmole