ACEHINDEPENDENT.COM –Tidak kurang dari 35 ekor kawanan gajah liar memporak porandakan perkebunan rakyat dan areal persawahan petani di enam kecamatan dalam Kabupaten Pidie, Sehingga, membuat petani kebun dan sawah mengeluh berat.
“Kami hanya mampu menangani dengan cara menggiring gajah saja keluar lahan,” tutur Kausar, Koordinator Conservation Respon Unit (CRU) Mila, Minggu (10/9).
Sementara itu, Imum Mukim Cot Murong, Kecamatan Sakti, Ismail Abdul Mutalleb, (48) mengatakan pihaknya sudah sangat kewalahan menghadapi konflik gajah liar tersebut.
“Saat sekarang ini, puluhan gajah liar itu berada di Gampong Cot Cantek, Kecamatan Sakti, dimana kawanan gajah tersebut mulai masuk ke areal persawahan petani yang sebentar lagi memasuki panen,” papar Mukim Cot Murong, Ismail Abdul Muthaleb.
Disebutkannya, warga petani mengusir kawanan gajah liar itu dengan menggunakan mercon, meskipun peralatan tersebut tidak efektif.
Ia mendesak pemerintah pusat, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menangani konflik gajah dan manusia ini secara komprehensif.
“Jika persoalan ini tidak diselesaikan, para petani di Pidie akan bergerak untuk mengambil tindakan. Tetapi, kalau pemerintah serius menangani persoalan ini, kami juga siap membantu,” kata Ismail Abdul Muthale, dengan penuh harap.
Sejumlah petani di Kecamatan Sakti dan Kecamatan Keumala kepada media ini, Senin (11/9) mengatakan, amukan kawanan gajah tersebut sudah kerap sekali turun kelahan perkebunan dan persawahan rakyat, namun sekauh ini belum teratasi, sehingga petani kerap mengalami kerugian besar.
“Kami sudah tidak tahu lagi harus mengadu kemana. Pasalnya, setiap tahun puluhan gajah tersebut memporak porandakan tanaman petani,” tutur Tgk Abdullah Ali petani di Kecamatan Keumala.
Menurut petani tersebut, setahun sebelumnya ada rekannya seorang petani diinjak oleh gajah di kebunnya menjelang magrib, sehingga korban ditemukan meninggal dunia . Kasus amukan gajah di Kabupaten Pidie, sempat disampaikan Camat Sakti, Nurmasyitah S.Ag dalam pertemuan hangat di Gedung DPRK Pidie, beberapa bulan lalu, dimana turut dihadiri Camat Keumala, Nurjanah SE Camat Tangse, Abdul Jakfar, Camat Mila, Armia S.Sos.
Para camat tersebut kepada anggota DPRK Pidie dalam pertemuan membahas penanggulangan untuk mengatasi amukan gajah di Kabupaten Pidie menyebutkan, mereka tidak pernah jemu dan bosan menyampaikan masalah amukan gajah tersebut, agar masyarakat petani tidak terus merugi. (ra)