ACEHINDEPENDENT.COM – Ada beragam cerita menarik dari para penjual kaki lima. Salah satunya yakni kisah singkat Kadir, seorang pria pemilik gerobak warung tongseng di kawasan Jakarta Pusat ini.
Dengan cukup mengandalkan gerobak serta beberapa peralatan sederhana, ia mampu meraih pendapatan luar biasa. Setiap bulannya, Kadir dapat memperoleh omzet Rp150 juta lebih.
Sekilas, tak ada yang berbeda dengan gerobak kaki lima milik Kadir di kawasan Gambir. Namun, rupanya ada cerita inspiratif dari sosok pria asal Solo, Jawa Tengah tersebut.
Diketahui, Kadir telah menjajakan tongseng daging kambing sejak tahun 1995. Terhitung lebih dari 20 tahun, kini Kadir pun merasa bersyukur usahanya telah mampu bertahan dan kian berkembang.
“Lama, dari 1995. Lama juga kan? Masya Allah,” terangnya.
“Kita buka nggak setiap hari, Minggu libur. Holiday, ngemall dong, ngemolor maksudnya,” ujarnya.
Meski menjual tongseng daging kambing, Kadir senantiasa memberikan beberapa hal yang menarik kepada para pembeli. Kadir secara langsung mengungkap, nasi yang menjadi pelengkap dari tongseng kambingnya tak diberi harga.
Sehingga, para pembeli bebas untuk mengambil nasi sesuai porsi masing-masing. Bahkan, tak ada biaya bagi mereka yang menambah nasi di tengah-tengah menikmati tongseng kambing miliknya.
“Kalau nambah nasi di sini berapa pak?” tanya sang presenter.
“Gak dihitung haha. Gak dihitung pokoknya,” tambahnya.
Kendati berpenampilan sederhana dengan kaos biasa serta topi, Kadir ternyata bukan sosok penjual biasa. Sebab, ada pendapatan dalam jumlah fantastis yang bisa ia raih dalam kurun waktu satu bulan.
“Harganya murah banget ya. Sudah sama nasi itu Rp27 ribu,” ujarnya.
“Alhamdulillah hampir dua ratusan porsi (setiap hari) kalau hari biasa ya,” terangnya.
Meski demikian, ada saja pengalaman pahit yang beberapa kali menjadi tantangan tersendiri bagi Kadir. Lantaran berjualan kaki lima, lapaknya pun seringkali mendapatkan gusuran.
Mau tak mau, Kadir harus rela terus menggeser lapaknya ke tempat yang lebih aman. Bahkan, suatu ketika buah hatinya yang baru berusia 3 tahun pun juga turut mengalami hal demikian tatkala menemani sang ayah mencari nafkah.
“Pahitnya ya geser-geser sampai anak saya umur 3 tahun itu saya ajak berjualan,” katanya.
Menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan usaha memang terkadang tak mudah. Butuh tekad kuat dan tak tergoyahkan untuk dapat menjadi penjual tongseng kaki lima yang terus berkembang.
Bagi Kadir, mengutamakan ibadah dan taat kepada Tuhan merupakan kunci keberhasilannya. Ada bukti nyata dari ketaatannya yang dilakoni selama ini hingga mampu memiliki enam karyawan di lokasi.
YouTube Kawan dapur ©2022 Merdeka.com
“Dulu saya berdagang berdua saja sama istri. Sekarang masya Allah, ada enam karyawan. Alhamdulillah,” terangnya.
“Saya muslim, punya pedoman barang siapa yang taat kepada Allah, akan diberikan jalan keluar dari segala kesulitan. Kemudian akan diberikan rezeki yang tidak disangka-sangka,” imbuhnya.
sumber : merdeka.com
tags : # bisnis