“Kalau ingin anak cerdas, ajak bicara sejak mereka bayi. Komunikasi itu penting, karena anak yang sering diajak bicara akan tumbuh lebih kreatif dan kritis,”
Bunda PAUD Aceh, Hj. Safriati
BANDA ACEH – Bunda PAUD Aceh, Hj. Safriati, S.Si., M.Si., mengungkapkan banyak anak saat ini mengalami gangguan bicara (speech delay) akibat kurangnya interaksi dengan orang tua yang terlalu sibuk menggunakan gawai atau handphone.
Ia menegaskan pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak sejak bayi untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal.
ujar Safriati dalam acara Parenting dan Sosialisasi Program Semester Genap Tahun 2024/2025 yang diselenggarakan oleh TP PKK Aceh di Aula PAUD Permata Hati, Kamis (9/1).
Dalam kesempatan tersebut, Safriati mengajak guru dan wali murid untuk aktif berkolaborasi dalam membangun karakter anak melalui pendidikan keluarga. Ia menegaskan bahwa pendidikan utama tetap dimulai dari rumah.
“Anak-anak yang kita titipkan di sekolah menjadi tanggung jawab bersama, terutama orang tua. Jangan serahkan semuanya pada guru. Pendidikan utama seperti budaya baca, sopan santun, disiplin, hingga hidup bersih dan sehat dimulai dari rumah,” tegasnya.
Fenomena kecanduan gadget pada orang tua menjadi salah satu sorotan utama Safriati. Menurutnya, perhatian yang minim terhadap anak dapat berdampak pada perkembangan bahasa dan karakter mereka.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahaya lain yang mengancam anak-anak, seperti bullying, perilaku seksual bebas, dan ancaman LGBT. Ia mengajak orang tua untuk memperkenalkan nilai-nilai agama dan karakter sejak dini.
“Betapa banyak korban bullying yang berujung pada tindakan bunuh diri. Oleh karena itu, kita perlu mengajarkan batasan-batasan kepada anak sejak dini. Kami bahkan memiliki buku berjudul Menjaga Diriku yang mengajarkan anak untuk memahami batasan tersebut,” ungkapnya.
Dalam sesi tersebut, Safriati juga menyoroti pentingnya membangun empati melalui interaksi dengan lingkungan. Ia mendorong sekolah untuk mengadakan kegiatan belajar dari alam dan kunjungan edukasi, seperti ke pendopo atau kantor polisi, guna memperkenalkan anak pada nilai-nilai kehidupan.
“Pembiasaan perilaku baik harus dimulai sejak dini. Penelitian menunjukkan bahwa membentuk kebiasaan baik pada anak membutuhkan waktu yang sama panjangnya dengan usia mereka,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya melestarikan bahasa ibu sebagai bagian dari pendidikan karakter. “Bahasa Aceh adalah identitas kita. Jika tidak diajarkan di rumah, bahasa ini akan punah. Anak-anak akan mempelajari bahasa Indonesia di sekolah, tetapi bahasa ibu harus diajarkan di rumah,” tutupnya.