ACEHINDEPENDENT.COM, Jakarta – Rasa gelisah dan kekalutan pikiran yang disebabkan oleh berbagai permasalahan hidup bisa diredam dengan berdoa kepada Allah SWT. Berikut bacaan doa ketenangan hati dan pikiran seperti dicontohkan Rasulullah SAW.
Allah SWT juga telah memerintahkan umat manusia agar berdoa kepada-Nya. Sebagaimana Dia berfirman dalam surah Al Mu’min ayat 60,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ ٦٠
Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”
Sementara itu, Imam an-Nawawi mengatakan dalam Kitab Al-Adzkar, ia meriwayatkan dalam Sunan At-Tirmidzi dari Ubbadah bin Ash-Shamit bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Di muka bumi ini tidak ada seorang muslim yang berdoa kepada Allah dengan suatu doa, melainkan Allah memberikannya, atau Allah memalingkannya dari keburukan semisalnya, selama dia tidak berdoa dengan dosa atau memutus tali silaturahmi.” Seorang lelaki berkata, “Kalau begitu kita memperbanyak doa.” Rasulullah SAW bersabda, “Allah lebih memperbanyak mengabulkan.” (HR At Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan shahih)
Bacaan Doa Ketenangan Hati dan Pikiran
Mengutip buku Sukses Dunia Akhirat dengan Doa-doa Harian karya Mahmud Asy-Syafrowi, Rasulullah SAW telah memberi resep doa untuk mengatasi tekanan dan kekalutan pikiran yang disebabkan oleh beban-beban hidup. Doa ini diambil dari Kitab Ad Da’awaaat atau kitab kumpulan doa dalam Riyadhus Sholihin oleh Imam Nawawi.
Berikut bacaan doa ketenangan hati dan pikiran yang dapat dipanjatkan,
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّماَوَاتِ، وَرَبُّ اْلأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ
Laa ilaaha illallahul ‘adziim al haliim laa ilaaha illallah rabbul ‘arsyil ‘azhiim, laa ilaaha illallah rabbus samaawati wa rabbul ardli wa rabbul asrsyl kariim
Artinya: “Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Yang Mahaagung lagi Maha Penyantun. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb (Pemilik) ‘Arsy yang agung. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb langit dan juga Rabb bumi, serta Rabb pemilik ‘Arsy yang mulia.” (HR Bukhari dan Muslim)
Imam Bukhari meriwayatkan hadits tersebut dari Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari Hisyam bin Abu Abdullah dari Qatadah dari Abu ‘Aliyah dari Ibnu Abbas.
Mahmud Asy-Syafrowi menjelaskan, apa yang diajarkan Rasulullah SAW dalam doa ketenangan hati dan pikiran tersebut adalah sebuah zikir, bukan bentuk permintaan secara langsung.
“Kita mengulang-ulang zikir tahlil, ‘laa ilaaha illallaah’ (tiada Tuhan selain Allah SWT) sebanyak tiga kali, sambil diiringi mengagungkan nama dan sifat-sifat keagungan-Nya, di antaranya al-‘Adzim (Yang Maha Agung), al-Haliim (Yang Maha Penyantun), Rabbul ‘arsyil ‘adzim (Tuhan ‘Arsy yang Aung, dan Rabbus samaawaati wal ardh (Tuhan langit dan bumi),” jelasnya.