ACEHINDEPENDENT.COM – Puluhan wanita Gampong Rawasari Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, yang sebagian di antaranya para Ibu Rumah Tangga (IRT), tergolong gigih dalam mencari rezeki. Demi untuk memenuhi kebutuhan hidup, walau teriknya matahari tapi mereka rela bermandikan air lumpur mencari ikan di tambak atau alur. “Hanya disini kami mencari rezeki setiap hari,” sebut seorang IRT.
Begitu fajar menyingsing, wanita dari desa tersebut bergegas meninggalkan rumah berangkat ke lahan usahanya yang memang sudah digelutinya bertahun-tahun. Sasaran atau lokasinya yaitu di kawasan Gampong Cot Lheue Reng Kemukiman Pangwa berjarak kurang lebih tiga kilometer dari kediamannya. Cot Lheue Reng adalah desa pesisir pantai yang sebagian adalah hamparan lahan pertambakan.
Begitu tiba di tambak mereka yang jumlahnya terkadang 15 – 20 orang langsung turun ke air mencari ikan. Tempat atau titik yang dituju terpencar-pencar. Dengan kata lain mereka tidak tertumpu pada satu lokasi. Yang namanya alur atau tambak yang sudah atau belum dipelihara udang atau bandeng oleh si pemiliknya tentu saja jenis ikannya beragam. Mereka mencari ikan dengan tangan kosong.
Sambil merangkak pelan dengan separuh posisi badan diair tangannya menerawang kiri dan kanan. Jika dilihat memang sedih dan prihatin. Betapa tidak, panas menyengat tapi mereka tetap saja bertahan. Terkadang hingga dua atau tiga jam di air tapi hasilnya sangat sedikit bahkan tak jarang kosong sama sekali. Beberapa IRT yang ditanya terpisah mengatakan, hasil yang didapat khsusu untuk dimasak.
Pun begitu, jika memang ada rezeki lebih mereka tetap menjualnya. Itu pun kalau ada yang menawarnya. Setelah hampir seharian mencari rezeki di alur atau tambak kosong ikan yang mereka dapat hanya untuk kebutuhan keluarga. Kecuali memang ada rezeki lebih baru dijualnya.
“Itu pun kalau kebetulan ada yang menawarnya,” sebut seorang IRT yang namanya minta tidak ditulis disini.
M Kaoy, mantan Keuchik Cot Lheue Reng menjawab wartawan media ini menyebutkan, para ibu-ibu yang mencari rezeki di desa tersebut adalah berasal dari Gampong Rawasari atau Peulandok Baroh berjarak kurang lebih tiga kilometer dari kampungnya. Hampir setiap hari mereka datang ke Cot Lheu untuk ‘keumukuep’.
“Sementara wanita dari desa setempat seorang pun tak ada,” imbuh M Kaoy.
Diakui Kaoy, jika dilihat memang kasihan atau prihatin. Tapi apa mau dikata memang sudah disitu lahan mereka untuk mencari rezeki setiap hari.
Keuchik Rawasari, Tgk Nazar yang dikonfirmasi Rakyat Aceh melalui WA kemarin membenarkan, sejumlah wanita termasuk sebagian di antaranya adalah para IRT, setiap hari ke Cot Lheu Reng untuk mencari rezeki. Jumlahnya ada sekitar 20 orang. (RA).