ACEHINDEPENDENT.COM – Selama beberapa dekade, Indonesia telah menjadi panggung bagi fenomena menarik di dunia bisnis – penggunaan merek produk sebagai kata ganti umum untuk suatu benda. Salah satu contohnya adalah bagaimana merek “Softex” telah mengambil alih sebagai representasi pembalut wanita di Indonesia, bahkan melebihi merek-merek lain.
Kisah ini dimulai pada tahun 1970-an, ketika seorang wanita yang sangat berbakat bernama Itjih Nursalim, istri dari pengusaha ternama Sjamsul Nursalim, memperhatikan sesuatu yang menarik di pabrik PT Mozambique, yang saat itu memproduksi kaos singlet. Dia mulai memergoki para pegawai perempuan yang membawa pulang kain sisa produksi. Itjih, yang memiliki visi dan semangat kewirausahaan yang luar biasa, bukan marah, melainkan penasaran. Apa yang mereka lakukan dengan kain sisa itu?
Para pegawai menjelaskan bahwa mereka menggunakan kain sisa tersebut sebagai pembalut saat menstruasi, karena pembalut impor di Indonesia saat itu terlalu mahal bagi buruh pabrik. Itjih melihat peluang di sini. Mengapa tidak menggunakan kain sisa itu untuk membuat pembalut yang terjangkau bagi semua orang? Itu adalah pemikiran yang brilian yang akan mengubah sejarah industri pembalut di Indonesia.
Pada tahun 1976, Itjih mendirikan perusahaan pembalut pertama buatan Indonesia dengan merek “Softex.” Meskipun awalnya menggunakan kain sisa, Itjih segera beralih ke bahan sintetis yang lebih efisien dalam menyerap cairan dan lebih tahan lama. Keputusan ini membawa kesuksesan besar, dan masyarakat langsung menyambut baik pembalut Softex yang terjangkau ini.
Selama tahun 1980-an, Softex mencapai puncak kejayaannya, menguasai pasar pembalut Indonesia dengan 65% pangsa pasar, mengalahkan banyak produk impor dan pesaing lokal. Merek ini begitu merajai pikiran masyarakat sehingga setiap kali seseorang menyebut pembalut, mereka hampir pasti akan menyebutnya sebagai “Softex.”
Meskipun banyak pesaing muncul pada tahun 1990-an, seperti Laurier, Charm, Kotex, dan lainnya, Softex tetap menjadi raja pembalut di Indonesia. Perusahaan terus berinovasi dengan berbagai model varian produk dan bahkan memperluas jangkauannya dengan meluncurkan produk seperti popok bayi dan popok dewasa.
Kisah sukses Softex berlanjut hingga saat ini, di mana perusahaan PT Softex Indonesia akhirnya diakuisisi oleh Kimberly-Clark Corp, produsen produk popok bayi asal Amerika Serikat, dengan dana sebesar Rp 17,64 triliun. Sekarang dikenal sebagai Kimberly-Clark Softex, perusahaan ini terus menjadi pemimpin dalam industri produk perawatan kesehatan di Indonesia. (CNBC Indonesia)