Para Santri Aceh Diminta Menjaga Eksistensi Kitab Karangan Ulama

Para Santri Aceh Diminta Menjaga Eksistensi Kitab Karangan Ulama

ACEHINDEPENDENT – Kitab karangan para ulama, yang menjadi salah satu rujukan dalam menjalankan perintah Allah.

:Hal ini akan terus terpelihara dan terjaga eksistensinya, bilamana umat Islam terutama para santri dayah mau membaca, memahami, menyampaikan dan mengamalkannya dalam hidup dan berkehidupan.”Kata Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki usai menutup Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Provinsi Aceh di Aula Hotel Grand Aceh Syariah Lamdom Banda Aceh.

Bacaan Lainnya

“Karena hal itulah yang menjadi hakikat makna berinteraksi dengan kitab berbahasa arab, sebagaimana yang diajarkan oleh para ulama kita,” ujarnya.

Maka event ini adalah salah satu sarana yang sangat efektif bagi para santri untuk berinteraksi dengan kitab-kitab tersebut.

Hal ini terlihat jelas dalam Musabaqah Qiraatil Kutub dimana para peserta membaca, memahami dan mampu menjelaskannya.

“Maka kami mendorong agar bentuk dan pola interaksi seperti ini perlu digalakkan dan dikembangkan terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya,” sebutnya, Minggu (25/6/2023).

Selanjutnya Gubernur berharap kepada seluruh peserta, terutama bagi para juara, agar tidak cepat berpuas diri, karena dalam beberapa waktu mendatang akan digelar event yang sama pada tingkat nasional.

Dan ini menjadi tantangan bagi peserta lomba, untuk meningkatkan kesiapan agar lebih maksimal, harap Gubernur.

Untuk anak-anak kami yang belum berhasil, agar tidak kehilangan semangat dan berkecil hati.

“Jadikan event ini sebagai ajang refleksi, evaluasi dan terus meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan kitab-kitab berbahasa arab dari waktu ke waktu,”pinta Achmad Marzuki.

Terakhir, kepada para Dewan Hakim, kami menyampaikan perhargaan yang tulus atas kinerja yang ditunjukan selama musabaqah ini berlangsung, tutup Gubernur.

Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop ini menyampaikan dalam tausiah nya bahwa Kutub itu adalah ilmu syariah yang diajarkan oleh guru agama yang berasal dari Al-Quran dan Hadist.

“Kita sangat bangga pada santri-santri yang mengikuti ajang MQK ini, semoga wadah MQK menjadi inspirasi bagi sebuah peradaban untuk mentransformasi ilmu syariah.

Kita inginkan santri ini menjadi agen dalam mentransformasi ilmu syariah bagi mereka yang tidak mengerti ilmu syariah. Syariah itu bukan konflik, bukan pula permusuhan, tapi syariah menjadi solusi dari semuanya,” ujar pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Djeunib ini. (*)

sumber: acehprov.go.id

Pos terkait