Pj Bupati Aceh Besar Hadiri Lokakarya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Guru dan Murid

Pj Bupati Aceh Besar
Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, SSTP, MM, menghadiri lokakarya Pemanfaatan Teknologi dan Meningkatkan Kualitas Guru dan Murid di Hermes Hotel, Banda Aceh, Selasa (12/11/2024). FOTO/MC ACEH BESAR

BANDA ACEH – Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, SSTP, MM, menghadiri lokakarya Pemanfaatan Teknologi dan Meningkatkan Kualitas Guru dan Murid, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh bekerjasama dengan PT My Icon Technology bersama Acer, Google for Education dan Hallo Indonesia Teknologi di Hermes Hotel, Banda Aceh, Selasa (12/11/2024).

Pada kesempatan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Muhammad Diwarsyah, MSi, yang diwakili oleh Plh. Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, Abd. Qahar, S.Kom, MM, dalam sambutannya mengatakan, pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam meningkatkan sumber daya manusia, sehingga mengharuskan masyarakat untuk mengikuti perkembangan dunia digital yang dinamis. “Dunia digital saat ini mampu mengubah gaya hidup, sebuah handphone menjadi salah satu alat yang sangat dibutuhkan, bahkan program pendidikan banyak tersedia di berbagai platform,” tuturnya.

Bacaan Lainnya

Ia juga mengatakan bahwa, proses pembelajaran di dunia pendidikan Indonesia, mengalami transformasi menuju pembelajarn digital, perubahan tersebut mendorong agar setiap satuan pendidikan dapat membangun kolaborasi melalui berbagai sarana dan fasilitas yang tersedia.

“Hal ini tentu untuk kolaborasi dan kerjasama yang tentu kita harapkan dan menjadi sesuatu yang sangat berarti untuk Aceh,” tuturnya.

Menurutnya, inisiatif ini sejalan dengan visi Pemerintah Aceh dalam mendukung program Merdeka Belajar yang bertujuan menciptakan pendidikan yang inklusi dan relevan. Ia berharap para guru dan siswa dapat memanfaatkan teknologi untuk mendorong pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif dan upaya peningkatan keterampilan digital bagi para pendidik dan siswa.

“Mudah-mudahan kerjasama ini apat terus terjalin. Kami harap peserta mampu memanfaatkan dan menjadikan bekal meningkatkan pnddikan di daerah. Semoga lokakarya ini membawa dampak positif dalam meningkatkan pendidikan siswa di Aceh,” ucapnya.

Sementara itu, Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, menuturkan, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar sangat mendukung program digitalisasi pendidikan. Baginya kegiatan ini merupakan salah satu bentuk untuk merespon kebijakan yang sudah dijalankan di Kemendikbud yaitu digitalisasi.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat membangun manajemen mutu dalam mengawal sekolah kita menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Iswanto juga menyampaikan, pentingnya adaptasi teknologi dalam dunia pendidikan. Menurut Pj Bupati Aceh Besar itu, penggunaan teknologi bukan hanya soal modernisasi, tetapi juga tentang bagaimana teknologi dapat menjadi alat untuk memperkaya metode pembelajaran, sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa yang semakin beragam. “Satu hal yang penting ialah, berbagai kemajuan teknologi yang ada bukanlah untuk menggantikan peran tenaga pendidik atau guru, melainkan untuk membantu para guru dalam mempersiapkan dan menciptakan proses pembelajaran yang tidak hanya lebih efektif dan efisien, tetapi juga menyenangkan bagi siswa,” ujar Iswanto.

Pada kesempatan itu, Ganis Samoedra Muharyono Selaku Strategic Partner Manager Google, mengungkapkan bahwa teknologi tidak hanya sekadar alat, tetapi juga sebagai katalisator untuk perubahan yang lebih besar dalam dunia pendidikan.

“Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat mewujudkan pengajaran dan pembelajaran yang efektif untuk siapa saja dan darimana saja,” ujarnya.

Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Aceh, Dr. Muhammad Anis, S.Si., M.Si., menuturkan, pihaknya sangat mendukung lokakarya itu sebagai upaya peningkatan pembelajaran siswa di Aceh. Menurutnya, tantangan dalam penerapan kurikulum merdeka berbeda dengan kurikulum sebelumnya, yang lebih banyak menuntut pelatihan kerja formal.

“Saat ini, pendekatan lebih fleksibel dan tidak lagi menekankan pelatihan yang kaku. Guru-guru dilatih melalui komunitas belajar, salah satunya melalui MGMP, untuk memastikan mereka dapat mengawal penerapan kurikulum ini dengan baik,” pungkasnya. (**)

Pos terkait