BANDA ACEH – Para pejabat yang telah ditunjuk sebagai Pj Bupati tentu telah melalui proses pertimbangan yang matang, termasuk pertimbangan soal kompetensi, kinerja dan juga persyaratan administrasi lainnya.
Oleh karena itu, Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki, mengingatkan para Pj Bupati yang hari ini dilantik untuk bekerja cepat dalam upaya menekan inflasi dan stunting, di Bumi Serambi Mekah.
Hal tersebut disampaikan oleh Pj Gubernur Aceh dalam sambutannya usai mengambil sumpah dan melantik Syakir sebagai Pj Bupati Aceh Tenggara, Rasyidin Porang sebagai Pj Bupati Gayo Lues, Fitriany sebagai Pj Bupati Nagan Raya, dan Mahdi Effendi sebagai Pj Bupati Aceh Barat, di Anjong Mon Mata komplek Meuligoe Gubernur Aceh.
“Segera bekerja dengan sebaik-baiknya dan buktikan bahwa saudara-saudari adalah pemimpin yang bijak, ta’at hukum, dan siap menjalankan program yang berpihak pada kepentingan masyarakat demi kemajuan daerah. Dalam kaitan ini, perlu diketahui beberapa hal yang saat ini mesti menjadi perhatian kita bersama, antara lain tingginya angka inflasi yang mencapai 7,38 persen, persoalan stunting yang saat ini mencapai mencapai 33,2 persen, tingkat kemiskinan ekstrem, pemberdayaan ekonomi,” ujar Pj Gubernur.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pj Gubernur Aceh menyampaikan beberapa pesan kepada 4 Pj Bupati yang dilantik hari ini. Pertama, Pj Gubernur berpesan agar para Pj Bupati untuk membina komunikasi positif dengan para pihak, terutama dengan Forkopimda, alim ulama, dan elemen masyarakat lainnya, dalam upaya menjaga harmoni dan kekompakan, serta kesatuan dalam membangun daerah.,
Selanjutnya, Achmad Marzuki juga mengingatkan para Pj Bupati untuk menjalankan sistem pemerintahan secara transparan, akuntabel dan taat hukum serta mengupayakan pembahasan APBK tepat waktu agar gerak pembangunan dapat dimulai lebih awal.
“Saat ini, tingkat Inflasi Aceh masih tinggi, per September 2022, angka inflasi Aceh mencapai 7,38%. Untuk itu, kami imbau saudara mengambil langkah-langkah yang diperlukan dengan mengoptimalkan TPID dan Satgas Pangan di wilayah masing-masing. Tingkatkan koordinasi dengan dinas terkait di tingkat provinsi dan antar kabupaten/kota. Cari akar permasalahannya, dan tentukan solusinya untuk segera dijalankan, sehingga dengan demikian tingkat inflasi dapat diturunkan,” kata Pj Gubernur.
Sementara itu, terkait dengan masih tingginya angka stunting di Aceh, Pj Gubernur mengingatkan para Pj Bupati yang baru dilantik untuk memberi perhatian dan menempuh berbagai upaya dalam rangka penurunan angka stunting di wilayah masing-masing.
“Di samping itu, perhatian yang sama juga perlu diarahkan pada upaya penurunan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pencabulan anak, serta kasus asusila lainnya yang terjadi di wilayah Saudara-saudari,” imbuh Pj Gubernur.
Dalam sambutannya, Achmad Marzuki juga mengingatkan, bahwa saat ini Aceh masih dihadapkan pada persoalan tingkat kemiskinan ekstrem.
“Saudara-saudari harus mencari strategi terbaik, di antaranya dengan memastikan penyaluran bantuan berjalan dengan baik, menciptakan lapangan kerja melalui kegiatan padat karya, mengoptimalkan peran TAPD dan TKPK, kolaborasi dengan berbagai pihak, dan lain sebagainya. Di samping itu, lakukan percepatan realisasi belanja yang efektif, efisien, tepat sasaran, dan bermanfaat untuk masyarakat,” kata Pj Gubernur.
Selain itu, Pj Gubernur juga mengimbau para Pj Bupati untuk memastikan dana desa yang dikucurkan Pemerintah setiap tahunnya, agar bisa dikelola dengan baik oleh Pemerintah Gampong.
“Saudara-saudari harus segera mengambil langkah-langkah strategis untuk pendampingan dan pengawasan. Kedepankan peran Mukim dan Camat, agar dana desa tersebut tepat sasaran, dan bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah yang saudara pimpin,” ujar Pj Gubernur berpesan.
Terakhir, Pj Gubernur mengajak para Pj Bupati untuk membangun kerjasama yang kompak agar semua program terbaik yang telah berjalan sebelumnya dapat berlanjut, khususnya bidang pendidikan, infrastruktur, bidang kesehatan serta fokus pada upaya menyukseskan Pemilu dan Pilkada tahun 2024.
“Kepada para Pj Bupati yang baru, saya ucapkan Selamat Bekerja. Semoga saudara-saudari sekalian siap menjalankan amanah dengan baik. Terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada para Bupati dan Wakil Bupati sebelumnya atas pengabdiannya selama 5 tahun di daerah yang saudara pimpin. Semoga kerjasama kita dalam membangun Aceh yang lebih baik di masa mendatang dapat terus terjalin dengan baik,” pungkas Pj Gubernur Aceh.
Stunting Dinilai Mengancam Kualitas SDM Indonesia
Stunting mengancam kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. Jika tidak segera diatasi, stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi pada 1.000 hari pertama umur anak, dapat menghambat pertumbuhan ekonomi nasional serta meningkatkan kemiskinan.
Hal tersebut dikatakan Rektor IPMI International Business School Aman Wirakartakusumah dalam webinar bertajuk “Ketahanan Pangan: Aksi Kolaboratif untuk Mengakhiri Kelaparan dan Meningkatkan Gizi” di Kampus IPMI, Kalibata, Jakarta Selatan.
Meskipun Indonesia sedang bergerak maju menuju Zero Hunger, menurut Prof Aman, keterbatasan akses atas pangan, malnutrisi, perubahan iklim, dan kerentanan terhadap gangguan alam, tetap berlanjut. Apalagi, perekonomian di 2023 akan dibayangi tantangan resesi global.
“Perang Ukraina dan Rusia yang masih berkecamuk mendorong kenaikan inflasi global diprediksi menjalar ke Indonesia tahun depan. Memang pada 2019, prevalensi kurang gizi pernah turun signifikan menjadi 7%, namun akibat pandemi naik kembali menjadi telah meningkat menjadi 8% akibat dari pandemic.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas Subandi Sardjoko mengatakan pemerintah menargetkan angka anak gagal tumbuh menurun hingga 145 di tahun 2024. Sementara tingkat anak stunting di Indonesia masih di angka 24,4%, masih lebih baik ketimbang tahun 2018 yang berada di posisi 30,8%.
“Pemerintah melakukan intervensi spesifik sampai ke rumah tangga seperti makanan pendamping ASI, tablet tambah darah, imunisasi, vitamin A, tata laksana gizi buruk, cacingan, dan malaria,” ujarnya.
Subandi menambahkan pemerintah menyediakan anggaran untuk pengurangan stunting sebesar Rp 22 triliun pada tahun ini. “Bappenas memonitor pencapaian target tersebut,” jelasnya.
Dosen Manajemen Bisnis Pangan IPMI International Business School Dedi Fardiaz menambahkan, pencapaian target penurunan angka stunting bisa dilakukan secara penta heliks yang melibatkan perguruan tinggi, pihak swasta, masyarakat, filantropi, dan media. Upaya kolektif tersebut untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia 2045 yang tangguh dalam menghadapi tantangan dan gangguan terhadap negara di masa depan. (Adv)