“Saya ingin semua balita yang ada dikota Banda Aceh ini terpantau dengan baik tumbuh kembangnya, sehingga kita dapat segera mengatasi permasalahan stunting ini”, ujar Kadinkes Banda Aceh
Kadinkes sangat berharap adanya dukungan penuh dari aparatur gampong di Kota Banda Aceh terutama kepala desa (keuchik) dan aparatur desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya ibu balita untuk berkunjung keposyandu melakukan pemantauan tumbuh kembang anak, sehingga bisa terdeteksi lebih cepat jika ada balita stunting di gampong.
Stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang rentan terjadi pada anak. Apa dampak stunting pada anak? Mari simak penjelasannya dalam artikel ini. Keyword: Dampak stunting
Stunting adalah kondisi ketika anak memiliki tinggi badan di bawah rata-rata atau di bawah standar yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Tidak hanya memengaruhi perawakan tubuh anak, dampak stunting bisa berpengaruh luas hingga mencakup banyak aspek.
Proses seorang anak bertubuh pendek (kegagalan pertumbuhan) dapat dimulai sejak masa janin hingga usia 2 tahun. Ketika sudah lewat usia 2 tahun, akan lebih sulit untuk memperbaiki gangguan pertumbuhan.
Dampak stunting pada anak terbagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang. Secara jangka pendek, terlihat ada pengaruh terhadap tinggi badan dan perkembangan anak.
Namun, bahaya stunting pada anak tidak berhenti pada jangka pendek. Berikut beberapa dampak jangka panjang stunting yang perlu diwaspadai:
- Gangguan Kognitif
Beberapa penelitian menemukan bahwa anak dengan kondisi stunting memiliki kemampuan kognitif yang rendah.
Itulah mengapa kondisi stunting sering dihubungkan dengan kecerdasan yang lebih rendah pada usia sekolah. Terlihat dengan jelas bahwa stunting tidak semata memengaruhi tampilan fisik, tetapi juga aspek intelektual sang anak.
- Kesulitan Belajar
Stunting turut berdampak pada tingkat fokus anak. Pasalnya, stunting dapat mengakibatkan gangguan pemusatan konsentrasi yang membuat anak lebih sulit belajar.
Penelitian juga menunjukkan, anak yang berperawakan pendek memiliki fokus dan tingkat konsentrasi yang lebih rendah sehingga bisa memengaruhi prestasinya di sekolah.
- Rentan Mengalami Penyakit Tidak Menular
Salah satu dampak stunting bagi kesehatan anak, yaitu membuat anak lebih rentan mengalami penyakit tidak menular saat dewasa nanti. Penyakit tidak menular tersebut bisa berupa obesitas, penyakit jantung, dan hipertensi.
Hingga kini, hubungan antara stunting dan penyakit tidak menular masih terus diteliti oleh para ahli.
- Kekebalan Tubuh Lebih Rendah
Kekebalan tubuh yang lebih rendah telah diteliti berhubungan dengan malnutrisi yang terjadi pada stunting.
Asupan nutrisi yang buruk dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan, sehingga membuat anak lebih rentan mengalami penyakit infeksi berulang.
Kondisi inipun akan ada dalam lingkaran yang terus-menerus. Artinya, penyakit infeksi yang berulang akan berakibat terhadap buruknya asupan nutrisi dan akan terus berpengaruh terhadap rendahnya sistem kekebalan tubuh anak.
- Performa Rendah
Stunting berdampak pula terhadap produktivitas dan performa kerja ketika anak menjadi dewasa.
Ditemukan bahwa orang dewasa dengan tubuh pendek memiliki performa dan produktivitas kerja yang lebih rendah, yang kemudian menyebabkan penghasilan ekonomi yang lebih rendah.
Hal tersebut dibandingkan dengan kelompok orang dewasa yang tidak mengalami stunting pada usia anak.
Begitu berat dampak stunting yang bisa dialami anak. Wajar bila kondisi ini harus mendapatkan perhatian yang sangat besar dari orang tua.
Sebisa mungkin anak harus dijauhkan dan dicegah dari kondisi stunting. Maka dari itu, orang tua perlu mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak bisa terkena stunting.
Genetik bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan seseorang memiliki tubuh pendek.
Selain genetik, faktor lingkungan juga punya peran penting. Dua di antaranya adalah status gizi dan penyakit yang dimiliki anak. Anak harus memiliki status gizi yang cukup, bahkan sejak masih di dalam kandungan.
Pastikan juga ibu hamil memiliki asupan makanan yang cukup. Lakukan kontrol kehamilan secara teratur dengan dokter atau tenaga kesehatan. Setelah anak lahir, status gizinya perlu diawasi hingga usia 2 tahun.
Hal tersebut bisa dicapai dengan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupannya, serta dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat.
Itu dia beberapa dampak atau bahaya stunting yang dapat memengaruhi kondisi anak secara jangka panjang di masa depan.(adv)