ACEHINDEPENDENT.COM – Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya. Salah satu fokus Puskesmas Kecamatan Suka Makmur saat ini adalah memberikan edukasi pencegahan stunting kepada masyarakat. Upaya ini bertujuan agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal.
“Jadi, kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk pencegahan resikoterjadinya stunting pada anak. Karena, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih dan pemantauan tumbuh kembang anak,” kata Kepala Puskesmas Suka Makmur dr Yuseriana Agustina, Kamis (13/07/2023).
Menurutnya, masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi. Maka, petugas lebih intervensi tentang makanan yang bergizi kepada masyarakat.
“Karena, perbaikan stunting itu harus di lakukan sebelum usia dua tahun. Maka, si anak perlu mendapatakan asupan gizi dan protein yang cukup pada usia tersebut. Kemudian, pencegahan stunting juga harus dilakukan dengan imunisasi dasar untuk menjaga imun tubuh pada anak,” ujarnya
Ia mengatakan, sangat disarankan bagi orang tua untuk memberikan ASI eksklusif kepada sang buah hati selama 6 bulan.
“Terkadang para ibu-ibu sedang menyusui sudah terpikir pekerjaan, sehingga si anak tidak mendapatkan ASI ibu secara maksimal. Padahal, anak tersebut sedang menyusui, tapi berat badan tidak naik. Penyebabnya adalah pemberian ASI tidak maksimal,” ujarnya.
Ia menyebutkan, untuk saat ini, di Kecamatan Suka Makmur tidak ada anak-anak yang mengalami stunting. Tapi, yang beresiko stunting ada, dalam hal ini sudah masuk kedalam kategori tubuh pendek.
“Dari jumlah 1378 balita, yang beresiko stunting kurang lebih 108 balita, bila kita presentasi sekitar sembilan persen anak-anak yang mengalami resiko stunting,” sebutnya
Ia menyatakan, mengenai program untuk pencegahan beresiko terjadinya stunting di Kecamatan Suka Makmur sudah memiliki dua program yaitu Rumah Gizi Gampong (RGG) itu merupakan pilot project dari Provinsi berada di Gampong Tampok Blang. Kemudian Dapur sehat stunting (Dasat) merupakan program dari Keluarga Berencana (KB) ada dua desa yang ditunjuk yaitu Gampong Luthu laweu dan Gampong Seumereng.
“Untuk sisanya, kedepan kami pihak Puskesmas akan mengadakan pelatihan kader, untuk mempersiapkan Rumoh Gizi Gampong (RGG) bersumber dari anggaran Puskesmas,” tuturnya
Ia berharap seluruh masyarakat Suka Makmur, bisa berpartisipasi secara aktif datang ke posyandu terdekat. Di posyandu masyarakat akan diberi pemahaman cara pemberian makanan yang baik sehingga membantu anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
“Jadi tidak perlu takut membawa anak ke posyandu, supaya orang tua memahami buku KIA dan penerapannya,” harapnya
Ia menambahkan, dalam pencegahan stunting untuk tetap menjaga kemitraan dan sinergitas antar seluruh pemangku kepentingan sehingga program dan kegiatan pencegahan stunting dapat terus dikuatkan guna terwujudnya Kecamatan Suka Makmur Bebas Stunting.
“Kita harus bersinergi, kerjasama dan tetap menjaga kemitraannya,” demikian kata Yuseriana Agustina.(*)
sumber: acehbesarkab.go.id