Riset, Berteman dengan Orang Kaya Pangkal Kaya

Orang Kaya
Ilustrasi selfie dengan teman. Foto: Thinkstock

ACEHINDEPENDENT.COM, Berteman dengan orang kaya pangkal kaya. Inilah yang diungkap oleh penelitian terbaru dari gabungan peneliti Harvard University, Stanford University, dan New York University, di Amerika Serikat.

Dalam studinya, para peneliti mengumpulkan data 72 juta pengguna Facebook di Amerika Serikat, dan menemukan bahwa seseorang dari keluarga menengah ke bawah memiliki kemungkinan memiliki gaji yang lebih tinggi ketika dewasa jika masa kecilnya dikelilingi oleh orang kaya.

Bacaan Lainnya

Dalam makalah yang terbit di jurnal Nature pada 1 Agustus 2022, peneliti mengungkap bahwa seorang anak dari kelas menengah ke bawah yang tinggal di area di mana 70 persennya adalah orang kaya, berpeluang memiliki penghasilan rata-rata 20 persen lebih besar ketika dewasa. Peneliti menyebutnya lingkar pertemanan antar kelas ini sebagai ‘keterhubungan ekonomi’ (economic connectedness).

“Tumbuh dalam komunitas yang terhubung lintas kelas meningkatkan hasil anak-anak dan memberi mereka kesempatan yang lebih baik untuk keluar dari kemiskinan,” ungkap Raj Chetty, salah satu penulis studi yang merupakan seorang ekonom di Harvard University dan direktur Opportunity Insights yang mempelajari akar ketimpangan dan kontributor mobilitas ekonomi, kepada New York Times.

Korelasi ini bahkan tidak terikat dengan pendidikan dan pekerjaan. Peneliti menambahkan, korelasi pertemanan ini lebih kuat daripada kualitas sekolah dan ketersediaan lapangan kerja.

Namun penelitian yang sama juga mengungkap, fenomena pertemanan lintas kelas sosioekonomi sangat langka ditemukan, khususnya di Amerika Serikat.

“Mungkin ada sedikit ruang bagi orang dengan status sosial ekonomi rendah untuk terhubung dengan individu dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi jika ada beberapa orang seperti itu di sekitarnya,” tulis peneliti di makalah penelitian.

Hipotesis bahwa hubungan lintas kelas sosial mempengaruhi ketimpangan penghasilan sudah diprakarsai sejak lama, hanya saja belum didukung data skala besar. Dan dalam studi ini, peneliti berhasil menganalisa 21 miliar koneksi pertemanan online di Facebook, mengoleksi data pendapatan, latar belakang keluarga, pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal.

Kesimpulannya, ‘keterhubungan ekonomi’ adalah satu-satunya modal sosial terukur yang berkorelasi kuat dengan naiknya pendapatan seseorang. Dalam penelitian juga disebut bahwa tumbuh dalam rumah tangga orang tua tunggal, bagaimanapun, memiliki dampak negatif pada anak-anak dalam hak peningkatan pendapatan dan status ekonomi.

Ada banyak penjelasan terkait hal ini. Berteman di sekolah dengan anak-anak dari keluarga berpenghasilan tinggi, misalnya, dapat membantu membentuk aspirasi anak atau memberikan akses ke informasi dan peluang kerja yang tidak akan mereka miliki sebelumnya.

“Namun, ada juga banyak penjelasan alternatif untuk korelasi antara (keterhubungan ekonomi) dan mobilitas yang tidak bergantung pada efek kausal keterhubungan pada mobilitas,” ungkap peneliti di makalah.

Misalnya, jenis keluarga berpenghasilan rendah yang memilih untuk tinggal di daerah dengan ‘keterhubungan ekonomi’ yang tinggi mungkin memiliki karakteristik demografis lain yang mempengaruhi tingkat prospek masa depan anak mereka, atau membuat pilihan untuk berinvestasi dalam pendidikan anak-anak mereka.

Studi saat ini hanya mampu menunjukkan korelasi antara keterhubungan ekonomi dan prospek ekonomi masa depan anak. Tapi hubungan ini begitu kuat sehingga perlu diselidiki lebih lanjut.

Peneliti menggunakan data yang sama pada makalah berbeda, meneliti bagaimana seorang memilah-milah teman mulai dari sekolah, kampus hingga daerah tempat tinggal, menghasilkan dampak ekonomi lebih kuat dibandingkan intervensi seperti harga rumah terjangkau dan subsidi silang kuliah.

Hasilnya, seseorang yang meskipun berteman luas misal dengan lintas ras, terlihat tidak mendukung prospek ekonomi seperti sebelumnya. Hal terpenting adalah berteman dengan lintas kemampuan ekonomi dan interkoneksi.

“Orang-orang yang tertarik untuk menciptakan ‘keterhubungan ekonomi’ harus sama-sama fokus untuk membuat orang-orang dengan pendapatan berbeda untuk berinteraksi,” tutur penulis studi dan ekonom NYU, Johannes Stroebel, mengatakan kepada The New York Times.

Ingat ya, guys: “Berteman dengan orang kaya, pangkal kaya”.

sumber : kumparan

Pos terkait