Sanitasi Lingkungan Berpengaruh Terjadinya Stunting, Di masa Pandemi Covid 19

Ilustrasi Sanitasi

Lingkungan yang kurang bersih dapat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit yang dalam waktu lama akan menimbulkan penyakit yang berulang yang berujung pada masalah stunting.

Hal ini seperti dikatakan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr Sulasmi, MHSM (11/11), bahwa banyak penyakit yang datang akibat dari sanitasi yang buruk seperti lingkungan yang kurang bersih, air yang tidak bersih, dan pola hidup yang teratur.

Bacaan Lainnya
Penyakit yang ditimbulkan antara lain seperti diare dan kecacingan yang dapat menganggu proses pencernaan dalam proses penyerapan nutrisi.

“Sanitasi yang jelek menyebabkan banyak penyakit misalnya seperti diare yang kemudian bisa menyebabkan penyakitan yang menyebabkan berat badan dan gizi berkurang dan juga infeksi berulang pada anak sehingga ini sangat berpengaruh lagi pada stunting,” ujarnya.

Seperti diketahui ada dua faktor penyebab stunting yaitu kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang, infeksi yang berulang dalam hal ini terjadi akibat pola hidup yang kurang baik sehingga menyebabkan penyakit yang terjadi terus menerus.

“Penyakit seperti diare yang nantinya dapat menyebabkan anak kehilangan gizi yang sangat penting dan lama kelamaan akan menyebabkan stunting dengan resiko yang sangat besar,” jelasnya.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan bahwa salah satu langkah sanitasi yang baik yaitu cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penularan infeksi dan menurunkan angka kematian anak.

Kebiasaan cuci tangan pakai sabun sejalan dengan transformasi kesehatan fokus pada pilar pertama yakni transformasi layanan kesehatan primer. Layanan kesehatan primer ini lebih mengutamakan promotif preventif.

“Berbagai jenis infeksi yang menular melalui mulut tidak akan terjadi apabila kita membiasakan mencuci tangan pakai sabun. Hal ini dapat juga mengurangi dan mencegah terjadinya diare pada anak,” jelas Menkes.

Baca Juga :  Rancangan Qanun APBK Banda Aceh TA.2019, Senilai 1,93 T

Menurut Menkes, seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan program kesehatan menjadi gerakan bersama, karena permasalahan kesehatan hanya dapat diatasi dengan bergerak secara bersama sama.

Menkes budi berharap melalui keterlibatan berbagai organisasi masyarakat, organisasi wanita akan muncul suatu gerakan menyehatkan bangsa yang dimulai dari keluarga.

Para remaja juga disarankan untuk menjalankan pola hidup sehat, dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Contoh makanan yang disarankan oleh Menkes adalah seperti hati ayam, ikan dan telur.

“Jaga hidup sehat lebih penting daripada mengobati sesudah sakit. Stunting itu akan menyebabkan anak kita bodoh. Ingat masa remaja pokoknya mesti diperiksa darahnya. Ada korelasi antara kesehatan tubuh dan angka darah,” katanya.

Menkes juga mengingatkan bahwa Indonesia akan memasuki era bonus demografi yang diprediksi terjadi pada tahun 2030. Di mana penduduk usia produktif akan mendominasi persentase penduduk dari jumlah keseluruhan.

Oleh karenanya, ia mengimbau agar kesehatan semua penduduk dapat dijaga sejak usia remaja agar bonus demografi dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan meningkatkan pendapatan serta memperlancar pembangunan negara.

“Ini akan sangat bergantung pada kondisi kesehatan adik-adik semua. Makanya bagi yang laki-laki dan punya adik perempuan, tolong diingatkan untuk rutin melakukan periksa darah,” ujarnya.[adv]

Pos terkait