Sedang Tertidur, Ditikam Berulang Hingga Tewas

Polisi melakukan olah TKP di lokasi kejadian.(ISTIMEWA)
Widget Artikel Samping

Tujuh Muda-Mudi Pesta Miras dan Seks Diserahkan ke Kejari

Baca Selengkapnya

Pesta tuak yang digelar Maha Putra Tarigan (50) dan Deo Pranata Sinuraya (21), berujung maut. Mabuk berat membuat emosi Sinuraya tak terkontrol. Ia menikami Tarigan hingga tewas.

Bacaan Lainnya

Peristiwa itu terjadi Lapo Harmoni, Jalan Kayu Embun, Dusun II, Desa Delitua, Kecamatan Namorambe, Minggu (15/10) dini hari.

Ceritanya, Sabtu (14/10) sekira pukul 20.00 WIB, Sinuraya datang ke Lapo Harmoni. Ia datang bersama temannya, Benget mengendarai sepeda motor matic warna merah.

“Mereka pesan dua teko,” ujar sumber terpercaya POSMETRO di Kepolisian, Senin (16/10) pagi.

Sekira pukul 22.00 WIB, Tarigan yang tinggal di Pasar Keliling, Desa Namorambe, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deliserdang itu masuk. Ia kemudian memesan tuak dan duduk berhadapan satu meja dengan Sinuraya.

Sejam kemudian, Sinuraya keluar dari warung tuak untuk buang air kecil. Asik pipis, tiba-tiba Tarigan menemuinya.

“Jangan mentang-mentang kampungmu di sini bebere (keponakan), kam (kamu) merajalela,” kata Tarigan kepada Sinuraya seperti ditirukan sumber.

“Merajalela apa? Aku pun gak tau apa masalahnya,” jawab Sinuraya sedikit terkejut karena dimop Tarigan.

Tiba-tiba Tarigan menempeleng leher bagian kanan Sinuraya. Karena sudah mabuk berat, Sinuraya jatuh ke semak-semak.

“Ayoklah bebere!” kata Tarigan sambil tertawa.

Namun keributan saat itu tak berlanjut. Keduanya kembali ke warung tuak dan duduk berhadapan lagi.

Setengah jam kemudian, Sinuraya pulang ke rumahnya. Saat kembali dia sudah membawa jaket berwarna kuning.

“Sinuraya balik lagi ke meja itu (warung tuak). Mereka duduk sama lagi, nyanyi sama-sama dengan tamu lain,” beber sumber lagi.

Tarigan yang juga sudah mabuk berat akhirnya tertidur di kursi dengan posisi terlentang. Sekira pukul 01.15 WIB, Sinuraya keluar ke belakang warung untuk buang air kecil.

“Nah, di sana dia (Sinuraya) melihat sebilah pisau bersarung biru, gagang merah yang terletak di sekitar kamar mandi,” terangnya.

Sinuraya kemudian menyimpan pisau itu di kantong jaketnya. Ia langsung kembali ke mejanya.

Diduga tak terima diperlakukan semena-mena, Sinuraya tiba-tiba menikami Tarigan yang sedang terlelap di kursi. Penikaman itu terjadi sekira pukul 02.00 WIB.

Dada, leher dan bagian tubuh lainnya dipilih Sinuraya sebagai pelampiasan emosinya. Tarigan sempat terbangun dan bertanya kepada Sinuraya.

“Kenapa kau ini, kok kau tikami aku?!” hardik Tarigan.

Tak perduli, Sinuraya semakin beringas. Ia kembali menikami Tarigan.

Satu tikaman tepat menyasar leher kanan Tarigan. Berikutnya mendarat di perut serta bagian tubuh lainnya.

Tarigan tak kuasa menahan tikaman Sinuraya. Ia kemudian tersungkur bersimbah darah dan tewas di tempat.

“Sinuraya langsung lari ke belakang kedai. Dia buang pisau itu,” jelas sumber lagi.

Sinuraya kemudian kabur meninggalkan lokasi mengendarai sepeda motor yang dikendarainya saat datang ke kedai tuak. Namun pelarian Sinuraya tak lama.

Dia ditangkap dari rumah neneknya. Didampingi beberapa keluarganya, Sinuraya diboyong menuju Mapolsek Namorambe.

Polisi juga mengamankan pisau yang digunakan Sinuraya untuk menghabisi Tarigan yang sempat dibuangnya. Pisau itu ditemukan polisi sekira 20 meter dari lokasi kejadian.

Kanit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polresta Deliserdang, Iptu Riki Sitanggang membenarkan bahwa Sinuraya telah diamankan. Polisi masih memeriksa saksi dan tersangka.(POSMETROMEDAN.com)

Widget Artikel Samping

Prediksi Paling Akurat Liga-Liga Eropa ada di sini! lengkap, tajam, dan bikin kamu selalu update

Baca Selengkapnya

Pos terkait

Himbauan PLN: di Aceh!

Putuskan Aliran Listrik, Elektronik Tetap Aman.

Baca Selengkapnya