SINGKIL – Penampilan Tari Pulau Pinang yang ditampilkan oleh murid UPTD SPF SDN Kuala Baru Sungai membuat decak kaguam tim dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbidristek) beberapa hari lalu di Gedung Seni Pendidikan dan Kebudayaan Singkil.
Kepala SDN Kuala Baru Sungai, Soehardi kepada media ini, Sabtu (30/8/2023) mengatakan, Tari Pulau Pinang merupakan tarian tradisional dari daerah pesisi yang sudah jarang ditampilkan.
“Pada acara gerakan seniman masuk sekolah yang ikur diharidri tim dari Kemdikbidristek bidang kebidayaan, Tari Pulau Pinang ini turut ditampilkan,” kata Soehardi.
Dikatakannya, Tari Pulau Pinang selama ini sudah jarang ditampilkan baik di kecamatan maupun di kabupaten apalagi di provinsi.
Soehardi menuturkan, sekolah yang ia pimpin masuk daerah pesisir di pedalaman Kabupaten Aceh Singkil mencoba menghidupkan kembali tarian tradisional ini.
“Tari Pulau Pinang adalah tarian khas Aceh Singkil yang telah dilupakan oleh generasi muda sekarang, tentunya karena akibat perkembangan zaman,” ujarnya.
Namun kata Soehardi, warisan budaya dari suatu daerah jangan sampai punah, perlu peran kita semua untuk memperkenalkannya kembali melalui kegiatan siswa di sekolah misalnya melalui ekstrakurikuler.
Soehardi menjelaskan, Tari Pula Pinang atau juga sering disebut dengan Tari Payung merupakan tari tradisional
yang sudah tumbuh dalam berbagai kegiatan adat seperti saat acara pesta-pesta pernikahan di daerah pesisir.
Awal mula terbentuknya tarian ini berawal pada masa masyarakat Singkil masih bertempat tinggal di pesisir laut atau tepi pantai (Singkil lama).
“Masyarakat Singkil pada masa tersebut banyak berprofesi sebagai pedagang yang kerap melintasi jalur laut dari satu pulau ke pulau yang lain untuk berniaga sembari melantunkan berbagai syair-syair tentang keadaan atau kehidupan mereka,” tutur Soehardi.
Katanya, mereka dihadapi dengan keadaan susah dalam berjuang
atau berusaha dalam mengarungi kehidupan di masa lalu.
Hal tersebut lah yang mengilhamit erciptanya Tari Pulau Pinang dengan memilih seni tari ini dikarenakan tari ini tercipta asli dari daerah pesisir dan sudah mulai jarang ditampilkan.
Sehingga ujarnya, dia tergugah untuk melestarikan karya seni tari yang merupakan warisan kekayaan adat budaya masa dahulu agar generasi ke depan tidak melupakan tari ini serta ditangan mereka lah tongkat estafet tarian ini akan tetap lestari di masa depan.
“Tari Pulau Pinang ini diharapkan kepada Pemkab Aceh Singkil untuk mempromosikannya, jika penting akan di daftarkan ke Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke Kemdikbudristek,” pinta Soehardi. [LINTAS ATJEH]