Seorang pedagang di Pasar Aceh, Hiwis bahkan mengaku keputusan pemerintah itu telah lama dinantikan.
Ia menilai TikTok Shop telah menyebabkan pendapatan para pedagang tradisional anjlok. Walau menjual barang berkualitas, namun income berkurang akibat Pasar Aceh sepi pembeli.
“Karena selama ada TikTok Shop pelanggan kami sangat berkurang, karena pembeli beralih ke sana. Padahal kualitas barang di Pasar Aceh lebih bagus, tapi saat ini kan orang cari murah,” kata Hiwis, Minggu (1/10/2023).
Ia mengungkapkan, perbedaan pendapatan sebelum adanya TikTok Shop mencapai 90 persen, akan tetapi selama ada TikTok Shop hanya meraup omzet di bawah 50 persen.
“Kadang pernah tidak laku sama sekali hingga tiga hari,” ujarnya.
Alasan Hiwis tak membuka belanja online, karena kesulitan modal usaha. Apalagi biaya yang didapatkan harus menunggu proses hingga satu Minggu.
“Jika COD ya lama masuk uang, sedangkan kami butuh biaya operasional dan sewa toko,” ucapnya.
Pelaku usaha di TikTok Shop, Hiwa menyebutkan aplikasi itu sangat membantu para pedagang untuk mempromosikan produk mereka.
Ia menilai media e-commerce seharusnya dapat berdampingan dengan pelaku usaha untuk menambah pendapatan.
“Sebenarnya jika diberhentikan tidak masalah juga bagi kami, karena kita jalani sistem penjualan secara offline dan online,” ungkap Hiwa.
Meskipun pendapatan lebih banyak didapatkan dari penjualan di TikTok Shop, Wanita yang memiliki usaha di bidang skincare ini mengaku, juga merasa iba terhadap pedagang di pasar tradisional Aceh.
“Sisi lain kasian dengan masyarakat berjualan di pasar karena harga mereka jual dengan TikTok Shop itu sangat jauh berbeda untuk masyarakat jangkau,” imbuhnya.