Ibu Selalu Menangis Jika Mendengar Kalimat Umrah

Ibu
Ibuku ketika berada dikebun cabai miliknya di Peureulak Aceh Timur. Foto: AI/Muhajir S.

ACEHINDEPENDENT.COM – Kisah ini berawal ketika HPku berdering tepat di hari ini Rabu (30/8), ketika berdering aku masih dijalan sehingga HP tak terangkat, ketika aku tiba di kantor, barulah aku melihat ada panggilan tak terjawab di HPku, “wah ada apa ya tumben temenku nelpon”, itulah kalimat yang ada di benakku.

Tanpa pikir panjang aku lalu menelpon balik temanku itu, taklama iapun mengangkat telponku, diujung telpon ia bercerita, bahawa ibuku datang kerumanya dan bercerita ingin sekali ikut umrah bersamnya sambil menangis ibuku bercerita, ucap temanku ini.

Bacaan Lainnya

Padahal temanku ini tak pernah bercerita kepada ibuku, prihal ingin berangkat umrah bersama suaminya dan ibukandungnya, namun entah tau darimana ibuku persoalan tersebut, lalu karena ibuku sering sakit, jadi temanku ini tak berani mengajak umrah karena perjalanan umrah membutuhkan waktu lama yaitu 14 hari dengan biaya Rp32juta, dan itu belum termasuk pengurusan papor.

Jadi temanku merasa kasihan terhadap ibuku yang ingin berangkat umrah bersamanya, bukan dia tak mau pergi bersama ibuku, tapi temanku meminta harus ada yang mendampingi ibuku  selama pelaksanaan umrah yang mewakili keluarga.

Karena temanku ini tak berami mengambil resiko ketika berada di arab saudi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, oleh sebab itulah dia menelponku, karena hanya aku yang dia tau, yang bisa diceritakan persoalan yang dialami ibuku.

Lalu saya menjawab kepada temanku, Asma, ibu ku memang begitu orangnya dia selalu menangis bila mendengar kalimat tanah suci, baik itu umrah atapun haji, tapi dengan kondisi beliau yang kurang sehat karena memang ibuku menderita penyakit  diabetes, yang selalu dipantau perkembangannya, kadang sehari sehat, besok lemas, saya menganggap 14 hari waktu yang panjang jadi susah jika kita ajak perjalanan jauh apalagi sampai 14 hari.

Memang semangat ibu ku untuk berangkat umrah luar biasa, bilau selalu merindukan Baitullah, sehingga bila dia bercerita tetang hal-hal tersebut beliau selalu menangis dan meneteskan airmata, mungkin karena kerinduannya yang begitu mendalam shingga hal itu membuat dirinya bersedih.

Pos terkait