Postingan salah satu netizen di Grup Facebook cukup menggelitik saya. Serasa mewakili isi hati saya dan mungkin sebagian pemakai jalan lainnya. Postingan itu mengungkapkan kekesalan kepada oknum pemakai jalan yang mengklakson saat lampu hijau baru menyala, yang akhir-akhir ini dilakukan di setiap lampu merah.
Begini petikan postingannya, “Angger tiap bangjo, lagi wae murup ijo langsung do mencet klakson. Mbok sabar, ngegas ki yo nganggo ambegan barang jew. Po meneh ngopling, nek ra sabar maburo!!!!!.”
Kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia seperti ini artinya, “Yang sabar, ngegas (kendaraan) itu juga bernafas dulu. Apalagi ngopling, kalau tidak sabar terbang saja.”
Dalam postingan di salah satu Grup Facebook, tercatat ada lebih dari 6.800 komentar, 18.000 disukai dan 882 netizen membagikan postingan ini. Tentu saja komentar para netizen yang maha benar ada yang pro dan ada yang kontra. Kalau saya diposisi yang pro alias mendukung curhatan netizen di Grup FB ICJ tersebut. Setidaknya ada empat alasan kenapa saya mendukung curhatan netizen tersebut.
1. Pengendara kendaraan tidak akan menginap di lampu merah
Kamu dianggap sedang melamun bahkan sedang tidur. Siapa coba yang mau tidur di lampu merah, dianggap mau menginap lagi. Tidak ada orang yang mau berlama-lama di lampu merah alih-alih mau menginap. Ini sungguh tuduhan yang absurd.
2. Butuh waktu untuk ngopling dan ngegas
Beda ketika kamu menggunakan kendaraan matic, tinggal lepas rem dan gas. Semua tentunya pengin cepat menjalankan kembali kendaraannya. Tetapi please, hormati kami para pemuja kendaraan bergigi dan berkopling. Tahan diri sebentar dan hargai pengendara lain, karena jalan adalah milik bersama. Tidak kenal kamu sekte matic atau bergigi dan berkopling. Semuanya punya hak yang sama.
3. Menunggu beberapa detik kendaraan lain jalan bikin jantung sehat
Memang pernyataan saya ini tidak ada bukti yang menguatkan. Karena memang belum ada penelitian yang dilakukan. Akan tetapi kita bisa pakai logika. Saat kamu sedang tidur, semua organ tubuh istirahat. Nah, ketika tiba-tiba orang tua kamu ngebangunin, tentu respons pertama adalah ngolet dulu. Ini sebagai bentuk adaptasi dari istirahat ke kondisi bergerak. Ini yang disarankan dokter, jangan langsung berdiri ketika sedang bangun tidur, karena membuat jantung bekerja keras.
Ini sama ketika di lampu merah, kedua tangan dan kaki akan istirahat sejenak. Nah, ketika lampu mulai menyala hijau, sebaiknya ngolet dulu. Persiapan untuk menjalankan kendaraan dengan siap-siap melepas rem, menekan kopling dan menekan gas. Tentu saja butuh persiapan ini membutuhkan waktu 2 sampai 3 detik.
4. Kalau tidak sabar, ya terbang saja
Ini sebagai ungkapan kekesalan tingkat dewa kepada oknum pengendara kendaraan yang mengklakson saat lampu hijau mulai menyala. Kalau dicamilan ada tingkatan kepedasan, ini level super pedas. Sebagian kamu pasti pernah mengumpat kepada pengendara lain dengan mempersilakan kendaraan di belakangmu untuk terbang saja.
Kalau saya sih tidak masalah, menahan diri 2-3 detik untuk memberi kesempatan kendaraan di depan kita untuk siap-siap jalan. Kecuali ada kendaraan yang diperkecualikan, seperti ambulance. Sebaiknya memang kita sebagai pengendara kendaraan sudah mempertimbangkan perkiraan waktu untuk mencapai tujuan. Sehingga ketika berkendara tidak ugal-ugalan, salah satunya mengklakson ketika lampu hijau baru menyala.
Oh ya, satu lagi. Jangan pernah kamu mengklakson orang yang motornya sedang macet saat lampu menyala hijau. Ini akan membuat pengendara yang motornya macet, akan semakin panik. Terutama ibu-ibu yang motornya macet. Lebih haram lagi ini dilakukan. Ingatlah kalau itu menimpa ibumu, yang diklakson orang saat macet. Pasti kamu ingin mengumpat kepada orang yang mengklakson, sebagai bentuk pembelaan terhadap ibumu. (kumparan)