ACEHINDEPENDENT.COM, – Invasi Rusia atas Ukraina masih belum berakhir, hingga ada sayembara untuk membunuh Putin.
Sayembara Bunuh Putin Presiden Rusia, dilakukan untuk menghentikan peperangan senjata anatar Rusia dan Ukraina.
Seperti yang dikatakan oleh Lindsey Graham salah seorang senator senior di Amerika Serikat dalam sebuah acara TV Fox News.
Dia mengatakan, harus ada langkah untuk membunuh Putin. “Harus mengambil langkah dan menyingkirkan orang ini (Putin),” kata dia, Selasa 8 Maret 2022.
Dia juga bertanya terkait kondisi di Rusia apakah ada Brutus atau pembunuh penguasa Romawi di Rusia.
Pertanyaan ini mengacu pada konteks pembunuhan, kemudian yang dimaksud tersebut adalah seorang harus membunuh Putin untuk mengakhiri invasi Rusia atas Ukraina.
Sedangkan sebelumnya pernah ada Sayembara Bunuh Putin dari salah satu pengusaha asal Rusia, yang akan memberikan hadiah sebesar 14 miliar rupiah bagi siapa saja yang bisa membunuh Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Kasus sayembara untuk membunuh Putin ini mengingatkan Saya pada Khadafi dan Saddam Husein, di mana dua Pemimpin digulingkan oleh militer dan massa yang menentangnya.
Tentu saja, kudeta itu didalangi oleh AS, sekutu, dan juga NATO. Sehingga pada akhirnya, penggulingan itu menguntungkan AS dan kawan-kawan, karena di sana terdapat jalur sutera dan juga sumber daya alam yang melimpah.
Bayangkan saja, jika AS dan kawan-kawan berhasil “meminjam tangan” untuk menyingkirkan Putin, tentu blok Barat (AS dan sekutu) akan semakin kuat untuk “menjajah” negara-negara yang kaya akan sumber daya alam tetapi lemah dalam pertahanan. (slt)
sumber : www.jambi-independent.co.id