Puluhan Paus Mati Terdampar karena Belanja Online

Puluhan Paus Mati
Foto: Desain : Freepik.com

Jakarta – Belanja online menjadi salah satu kebiasaan yang sudah lumrah bagi masyarakat modern. Aktivitas memilih barang dan ‘checkout’ bahkan kerap disebut terapeutik.

Sayangnya, aktivitas ini berkontribusi pada lonjakan kematian paus baru-baru ini. Sejak awal Desember tahun lalu, ada 23 paus terdampar dan mati di sepanjang Pantai Timur AS (East Coast), menurut data Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOOA) yang diberikan kepada TheTimes.

Bacaan Lainnya

Kematian mereka disebabkan oleh berbagai faktor, baik lingkungan maupun akibat campur tangan manusia. NOAA telah melacak peristiwa kematian yang tidak biasa ini di antara populasi paus di Pantai Atlantik sejak 2016.

Namun, lonjakan kematian paus baru-baru ini diidentifikasi sebagai krisis oleh NOAA. Mayoritas yang terdampar dan mati adalah jenis paus bungkuk (humpback whale), paus minke, dan paus sikat Atlantik Utara.

Lauren Gaches, direktur urusan publik NOOA, mengatakan bahwa perubahan iklim menjadi salah satu penyebab melonjaknya jumlah paus yang mati. Pasalnya, pemanasan suhu laut mengakibatkan ikan-ikan kecil yang mereka makan bergerak lebih dekat ke pantai.

“Kami melihat populasi banyak spesies laut beradaptasi dengan pindah ke daerah baru yang kondisinya lebih baik,” kata Gaches, dikutip dari BusinessInsider, Rabu (1/3/2023).

Hasilnya, paus yang mengikuti perpindahan mangsanya akan turut bergeser ke area pantai. Menurut NOAA, paus jadi lebih sering berinteraksi dengan kehidupan manusia, karena berpapasan dengan jalur kapal kargo.

Kapal Kargo Mematikan Populasi Paus

Lonjakan belanja online dimulai selama pandemi telah menyebabkan peningkatan kapal kargo yang mengangkut barang-barang melintasi Atlantik ke Pelabuhan New York dan New Jersey yang super sibuk.

Kapal-kapal itu memiliki ukuran yang lebih besar dari sebelumnya untuk membawa lebih banyak peti kemas, juga mengambil rute baru dalam upaya menghindari kemacetan jalur pelayaran seperti di tahun-tahun sebelumnya.

Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey mengalami peningkatan volume sebesar 27% tahun lalu dibandingkan dengan level tahun 2019. Lalu lintas pengiriman di sepanjang Pantai Timur telah meningkat karena kapal mulai melakukan perjalanan bolak-balik untuk mengambil peti kemas kosong.

Meskipun NOAA telah mengusulkan batas kecepatan yang dapat memberi waktu bagi para paus untuk menyingkir dari kapal, faktanya tetap saja paus bisa terkena badan kapal.

“Ketika paus berada di jalur ini, Anda harus menyilangkan jari dan berharap tidak ada tabrakan,” kata Paul Sieswerda, direktur eksekutif kelompok penelitian Gotham Whale.

Belum lagi kapal mogok yang dapat menyebabkan luka dalam akibat trauma benda tumpul pada paus, dan baling-balingnya dapat menimbulkan luka besar. Dua paus yang terdampar mati di sepanjang Pantai Atlantik bulan ini disebabkan tabrakan dengan kapal.

Ini bukan pertama kalinya para ahli memperingatkan tentang kapal yang membahayakan populasi paus. Setahun yang lalu, para ilmuwan mulai meminta kapal kargo untuk mulai mengubah rute guna melindungi paus biru yang terancam punah dan hidup di lepas pantai Sri Lanka.

Perusahaan Pelayaran Mediterania, jalur peti kemas terbesar di dunia, memenuhi permintaan tersebut, dan kelompok kesejahteraan hewan mengatakan pada saat itu bahwa jika perusahaan lain mengikuti, itu dapat mengurangi pemogokan kapal hingga 95%.

sumber : www.cnbcindonesia.com

Pos terkait