Santri yang meninggal ini, akibat kebakaran di sebuah Ponpes di Cilamaya, Karawang pada Senin, 21 Februari 2022 kemarin.
Santri yang meninggal rata-rata berusia kelas 5 sekolah dasar. Jumlah korban musibah kebakaran secara keseluruhan berjumlah 13 orang. 8 meninggal dunia, 5 luka-luka.
Bupati Karawang, dr Cellica Nurrachadiana mengatakan, penyebab kebakaran diduga korsleting arus listrik yang kemudian menjalar dan membakar bangunan ponpes.
Cellica membenarkan, para santri yang meninggal dunia karena kebakaran tersebut berusia kelas 5 sekolah dasar.
“Karawang berduka,” tulis Cellica dalam unggahannya di media sosial terverifikasi.
Api Berkobar di Lantai 2
Korban luka-luka sedang, mendapat perawatan medis di Klinik Lira Manggungjaya.
“Korban rata-rata laki-laki sekitar kelas 5 SD. Api berkobar di lantai 2 pondok pesantren,” tulisnya.
Menurut Cellica Ponpes Miftahul Khoirot merupakan ponpes yang selama ini telah menghasilkan santri penghafal Alquran.
“Saya sudah melakukan koordinasi dengan dinas terkait dan camat setempat, sahabat-sahabat Muspida. InsyaAllah akan segera mengunjungi lokasi kejadian untuk mengkoordinir penanganan musibah dan bantuan,” tuturnya.
“Kami atas nama pemerintah daerah menyampaikan ikut berbelasungkawa duka cita sedalam-dalamnya untuk para korban musibah kebakaran ini,” katanya.
“Mohon doanya dari semua masyarakat Karawang. Semoga mereka yang meninggal dunia diberi pahala Syahid oleh Allah SWT. Dan korban luka segera diberi kesembuhan.”
Wakapolda Jabar Brigjen Pol Bariza Sulfi dan Direskrimum Polda Jabar juga meninjau lokasi kejadian, menyampaikan turut berduka atas musibah ini dan memberikan support.
Pesantren Diliburkan
Berdasarkan pendataan, bantuan sementara dan urgent, Pemda memberikan kasur, selimut, sarung, bahan makanan dan lainnya.
Ponpes pun telah mengeluarkan kebijakan untuk sementara meliburkan santrinya selama satu minggu.
Rencananya, pemda dibantu TNI-Polri akan memperbaiki kembali bangunan yang terbakar. Dengan layout dan kondisi yang berbeda.
Tujuannya, agar tidak menimbulkan trauma para santri dengan bangunan yang lama. Tentunya perbaikan ini dilakukan setelah olah TKP dari kepolisian selesai.
“Dan dalam waktu dekat, besok atau lusa, saya bersama pak kapolres dan pak dandim akan bertakziah kepada para keluarga korban musibah kebakaran ini,” kata Cellica.
Setelah para santri masuk ponpes lagi, Pemda akan mendampingi para anak-anak santri untuk trauma healing dari kejadian ini.
Jumlah santrinya sekitar 750-800 an dari mulai MI, MTs dan MA.