ACEHINDEPENDENT.COM- Kebahagiaan tidak bisa diukur dengan materi begitu juga materi tidak bisa buat orang bahagia, jadi dimana sebenarnya letak bahagia itu.
Ada orang miskin lihat orang kaya naik mobil mewah lewat depan rumahnya, menurut mereka itulah kebahagiaan yang hakiki, namun sebaliknya orang kaya dalam mobil melihat orang miskin makan digubuk reot tengah sawah, mereka menilai disitulah letak kebahagiaan itu.
Sebenarnya kebahagian itu letaknya dihati, dengan hati terasa lapang apapun yang datang dia tetap bahagia. Bila kita melihat raut wajah orang yang cerah, maka ketenangan bukan pada wajahnya.
Bila kita melihat orang berjalan dengan langkah penuh wibawa, maka ketenangan bukan pada hentakan kakinya, jadi dimana letak kebahagiaan itu.
Ketahuilah dalam jasad ada segumpal, kalo yang segumpal itu baik, maka yang lain ikut menjadi baik, kalau yang segumpal itu rusak maka diapun ikut menjadi rusak.
Yang segumpal itulah yang mengendalikan mata, kaki, telinga, tangan, yang segumpal itulah tempat, benci, rindu, ikhlas, fasik, hasad, kufur disanalah bersemayam.
Oleh sebab itu dijagalah dia, sebab ketika menghadap Allah dengan hati yang Salim, dengan banyak menyebut dan mengingat Allah, maka hati akan menjadi lapang.
Banyak kita lihat tampangnya susah, tapi sebenarnya hatinya senang, dan banyak kita lihat orang zahirnya senang tapi sebenarnya hatinya susah, apa sebab karena hati milik Allah, maka segala sesuatunya kita kembalikan kepada Allah sang pemilik hati.
Sekali lagi perbanyaklah, menyebut dan mengingat Allah, maka hati akan menjadi lapang.