Mengingat Kembali Tragedi Simpang KKA, 3 Mei 1999: Luka Lama di Bumi Serambi Mekkah

Aceh Utara – Sudah 26 tahun berlalu sejak peristiwa kelam Tragedi Simpang KKA mengguncang hati rakyat Aceh. Namun, kenangan pahit itu masih melekat kuat di benak masyarakat, khususnya keluarga para korban yang gugur dalam aksi damai di Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.

Pada 3 Mei 1999, ratusan warga sipil turun ke jalan di sekitar Simpang KKA untuk menyuarakan protes terhadap kekerasan aparat yang terus meningkat di wilayah mereka. Massa aksi yang terdiri dari warga biasa, termasuk perempuan dan anak-anak, ditembak secara brutal oleh aparat keamanan. Dalam insiden tersebut, setidaknya 21 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Bacaan Lainnya

Tragedi ini menjadi simbol nyata pelanggaran hak asasi manusia selama masa konflik bersenjata di Aceh, dan hingga kini, belum ada kejelasan hukum maupun keadilan bagi para korban dan keluarganya.

Dalam rangka memperingati tragedi tersebut, Azhari Cagee, S.IP, Anggota DPD RI asal Aceh sekaligus Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, turut menyuarakan kembali pentingnya pengungkapan kebenaran dan keadilan atas tragedi kemanusiaan itu.

Tragedi Simpang KKA adalah goresan sejarah kelam di bumi Serambi Mekkah. Keadilan dan rekonsiliasi adalah cita-cita yang harus terus kita perjuangkan. Ini bukan hanya soal masa lalu, tapi tentang membangun masa depan Aceh yang adil dan bermartabat,” ujar Azhari Cagee dalam pernyataannya.

Memperingati Tragedi Simpang KKA bukan hanya tentang mengenang, melainkan juga menjadi momen untuk meneguhkan komitmen semua pihak dalam mewujudkan keadilan dan perdamaian yang berkelanjutan di Tanah Rencong.(**)

Pos terkait