Sahabat Karibku, Perbedaan Sekolah Hingga Maut Memisahkan Kita

Sahabat Karibku
Foto: Ilustrasi: Edi Wahyono/ Cerpen Singkat Tentang Persahabatan Sejati

#Untuk Mengobati Rindu Engkau Temuiku Dalam Mimpi

ACEHINDEPENDENT.COM – Aneh memang, tapi itu yang saya alami, kisah kami berawal ketika kami berdua sama-sama tamat sekolah setingkat Sekolah Menengah Pertama, dan kami sudah berteman dan bersekolah bersama semenjak sekolah dasar, ditempat yang sama serta di kampong yang sama.

Bacaan Lainnya

Sebut saja namanya Ade dia teman karibku, sangking akrabnya setiap pulang sekolah kami selalu bermain bersama dirumahnya, walalu yang kami mainkan kadang cuma main mobil-mobilan maklum dulu kami bedua masih SD, selepas menamatkan sekolah SMP kami berdua berdiskusi, saya bertanya kepada teman saya yang ini, “Ade kamu tamat SMP maunyambung kesekolah mana,” tanyaku, dengan senyum ia menjawab, “belum tau, belum ada tujuanni maunyambung kemana,” jawabnya.

Waktu itu saya telah mendaftar di salah satu pesantren di Cotkeh, Peureulak, sehingga saya menawarkan teman saya ini untuk sama-sama mendaftar di pesantren yang sama, “Ade masuk pesantren di Cotkeh aja biar kita sama satu pesantren,” tanyaku, entah apa yang dijawabnya waktu itu sayapun sudah lupa.

Waktu terus berjalan, hari berganti hari, sayapun telah diterima sebagai santri di pesantren Nurul Ulum Peureulak, berhari berbulan saya terus minimba ilmu di tempat tersbut, kami berduapun hilang kontak, Karen saya mondok, dan jarang pulang kampung, hanya bulan puasa sampai idul fitri waktu yang diberikan untuk brelibur oleh pihak sekolah.

Setiap hari jumat, pihak sekolah memberika izin untuk semua wali ataupun keluarga untuk menjenguk, dan pada waktu itu kebetulan yang  ibu saya, setelah kami bertemu dan duduk ditempat yang disediakan sekolah, dengan sedih ibuku memberi tahu, “Nak, teman mu Ade telah meninggal dunia,” ucap ibuku dengan nada sedih.

Sayapun mersa terkejut, dan hampir tidak percaya karena selama ini memang sahabat karibku tidak ada sakit yang dideritanya yang memang sifatnya sering kambuh atapun parah, lalu ibukupun menjelaskan kronologinya, bahwa teman saya Ade ini melanjutkan studinya ke Pondok Pesantren Tebuireng adalah salah satu pesantren terbesar di Kabupaten Jombang, Jawa Timuryang didirikan oleh K.H. M. Hasyim Asy’ari pada tahun 1899.

Ibuku menambahkan selama menimba ilmu di sana teman saya ini rajin sekali menghafal Alquran, shingga suatu seketika beliau jatuh sakit, menurut keterangan orang tuanya Ade, dari sakit itulah anaknya meninggal dunia, saya pun waktu itu tak sempat melihat wajah sahabat karibku karena menurut keterangan ibuku, dari jombang almarhum diantar oleh pihak pesantren yang mewakili, hingga sampai kerumah, dan sesampainya dirumah, setelah dishalatkan langsung dimakamkan ditempat pemakaman umum di kampong kami.

Tibalah saatnya saya libur puasa, waktu itu saya ingat sekai, ketika saya berkunjung kerumah almarmum, walau itu sudah lewat hari dan saya tidak ingat entah berapa hari atau bulan semenjak almarhum meninggal saya datang kerumahnya, mama almarhum memeberikan baju koko anaknya kepada saya, “ nak ini baju koko peninggalan almarhum ambilya,” ucapnya.

Sayapun dengan senang hati menerimanya, “Alahamdulillah terima kasih ya bu,” ucapku, pada waktu itu saya libur bulan ramadhan, jadi setiap libur ramadhan pihak sekolah memberikan daftar ceramah untuk di lakukan sebanyak tiga masjid, kebetulan malam itu saya dapat jatah untuk  ceramah di masjid di kampong saya,.

Setelah segala persiapan beres, tibalah saya untuk menyampaikan ceramah tersebut, tanpa saya sadari seketika setelah saya menyampaikan kalimat pembuka sebelum ceramah, saya melihat ibu dari almarhum Ade teman saya berdiri, dan meninggalkan tempat duduknya dan keluar masjid, entah apa penyebabnya, namun dukaan saya ibu almarhum masih merasa sedih, terbayang sosok almarhum yang sama-sama minmba ilmu di pesantren, namun Allah telah memanggilnya.

Pada malam harinya waktu saya tertidur, saya selalu bertemu almarhum didalam mimpi, kami bertemu layaknya di dunia nyata, bermain bersama bersenda gurau hampir tak ada perbedaanya seperti di dunia nyata, dan pertemuan itu selalu di masjid dikampug saya,  setiap malam saya bertemu almarhum didalam mimpi, samapai suatu ketika saya bertanya kepada almarhum didalam mimpi, “Ade kamukan dan meninggal,” tanyaku, entah apa jawabnya tapi waktu itu seingat saya, almarmum mengiyakannya.

Dan itu terus saya alami selama saya dikampung, mejalankan ibadah puasa, seketika itu saya bercetika kepada ibuku, apa yang saya alami, ibuku meminta saya untuk membaca yasin di makamnya, namun karena waktu itu saya anggap tidak ada ziarah kubur, jadi saya mengabaikannya.

Seketika itu saya ada berbuat hal yang dilarang agama, maklum saja saya sudah tertarik dengan wanita, pada malam harinya saya bermimpi lagi, dan bertemu almarhum, saya melihat tubuh saya hitam, dan pada malam-malam sebelumnya ketika saya ketemu almarmuh dalam mimpi itu tak pernah saya lihat, separuh tubuh saya hitam gelap dalam mimpi itu, dan dalam mimpi berikutnya hitam itu kelihatan menutupi seluruh tubuhku, mungkin waktu itu dapat saya simpulkan Karen dosa yang saya lakukan.

Malam-malam berikutnya mimpi itupun tak lagi datang, entah apa penyebabnya, mungkin itu hanya bunga tidur, yang terbawa tidur ketika kita memikirkannnya di dunia nyata, seiring waktu saya tidak memikirkannya lagi sehingga mimpi itupun hilang begitu saja. Sahabat karibku, do’aku engkau mendapat tempat yang layak disisiNya, dan segala amal ibadahmu diterima Allah SWT. Amin ya Rabbal Aalamin. (*)

AI

Pos terkait