Suku Gayo Tertua di Aceh dan Generasi Emas Menuju Sukses

foto/istimewa

ACEHINDEPENDENT.COM, Suku Gayo berada tepat ditengah-tengah provinsi Aceh. Tinggal diketinggian 1200 dpl membuat suku ini harus beradaptasi dengan udara yang sangat dingin pada beberapa waktu. Lain itu tanaman kopi yang tumbuh subur peninggalan Belanda tumbuh subur dan menjadi komuditi unggulan yang dipasarkan ke luar negeri.

Kopi bagai nafas utama kehidupan kepala keluarga untuk menyekolahkan anak-anak ketingkat yang lebih tinggi di luar daerah. Bagi seorang bapak suku ngayo sangat malu jika tidak menyekolahkan anak ketingkat jenjang tinggi. Hal tersebut sudah turun menurun. Kehidupan di dataran tinggi tidak menyurutkan warga untuk meraih pendidikan. Ibarat kata pepatah tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.

Bacaan Lainnya

Suku Gayo juga banyak melahirkan seniman-seeniman sampai ke tingkat nasional. Darah seni mengalir bagaikan air kedalam darah dan daging masyarakat Gayo. Sebut saja Ibrahim Kadir (almarhum). Pria talenta itu banyak melahirkan karya-karya yang eksotis. Sampai-sampai Sutradara Garin Nugroho meminta Almarhum memerankan satu Film layar lebar Cut Nyak Dhien.

Begitu juga budayawan Gayo berkibrah hingga ke pentas nasional, seperti Fikar W Eda, Salman Yoga. Semua berkembang dan berjalan seiring waktu deengan seleksi alam. Gayo saat ini tidak lagi kehilangan jadi diri. Atas temuan para Arkeologi Medan di Desa Mendale (Loyang Mendale-Ujung Karang), Kecamatan Kebayakan. Atas aktivitas pengalian tersebut terkuak bahwa suku Gayo sudah berumur 8.400 tahun yang lalu.

Peryataan itu bukan hanya sekedar lisan tapi dibuktikan dengan penemuan kerangka manusia yang sudah berumur cukup lama. Temuan tim arkeologi yang dinakhodai Dr Ketut Wiradnyana hingga kini terus mengembangkan penelitian di daerah penghasil kopi arabika itu.

Tidak hanya itu, kegigihan anak-anak Gayo dalam menimba ilmu terbukti bisa menduduki jabatan politis sebagai Legislator keterwakilan masyarakat wilayah tengah, seperti Almarhum Baihaqi dan mantan Bupati Bener Meriah, Ir. H. Tagore Abubakar.

Kebudayaan dan seni serta adat sangat kental di Gayo. Sikap saling menghormati yang tua selalu menjadi simbol saat hari raya tiba. Dimana yang lebih muda selalu harus menghormati (menyalami) yang tua.

Generasi Gayo adalah beradaban masa depan suku tertua di Aceh ini. semua dijalani dengan kesederhaan dan kepatuhan kepada pimpinan. IAIN yang terletak di tengah Kota Takengon selalu menjadi terdepan dalam mencetak generasi melenial. Saat ini hampir 90 persen anak petani kopi yang menuntut ilmu di IAIN.

Anak-anak petani kopi yang setiap paginya menerobos embun dan dingin pagi, menuju untuk keberhasilan generasi yang gemilang. Semoga sekeping tanah surga yang terlempar ke muka bumi ini (Gayo) terus mengukur peradapan yang bisa sejejar dengan keberhasilan negeri-negeri lain di tanah Indonesia.

 

EDITOR : Muhajir
SUMBER : Rel

 

 

Pos terkait