ACEHINDEPENDENT, JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) Dr. Mueldoko mengundang Abuya Syekh H. Amran Waly Al Khalidi untuk berisilaturahmi Senin (08/07/2024) di Gedung Bina Graha, Komplek Istana Kepresidenan Republik Indonesia, Jl. Veteran No. 16 Jakarta Pusat.
Kehadiran Abuya Syekh H. Amran Waly Al Khalidi memenuhi undangan tersebut didampingi Ketua Umum PB Majelis Pengkajian Tauhid Tasawwuf Indonesia (MPTT-I) Abi Sahal Tastari Waly, Pembina RP2T Pusat Abi Ahmad Junaidi, Wali Nanggroe MPTT-I DKI Jakarta Tengku H. Khairunnas, serta beberapa orang pengurus dan Dewan Pakar MPTT-I.
Selain itu, Abuya Syekh H. Amran Waly juga didampingi Sultan Ternate Hidayatullah Sjah II, yang merupakan anggota DPD RI terpilih periode 2024-2029 dan Sultan Malik Samudera Pasai Teuku Haji Badruddin Syah, Sultan Sepuh RD Heru RA, Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon, yang juga dikenal dengan gelar Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja/Syarif Maulana Rd Heru Rusyamsi Arianatareja, Spsi.
Kepala Staf Kepresidenan RI Mueldoko menyambut hangat serta berterimaksih atas kehadiran Abuya Syekh H. Amran Waly serta rombongan yang telah memenuhi undangannya.
Yang mana pada hari tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun Mueldoko.
Di ruang rapat Kepala Staf Kepresidenan, Mueldoko meminta wejangan kepada Abuya Amran Waly yang juga diketahui sebagai Pendiri sekaligus Majelis Pengkajian Tauhid Tasawwuf Asean.
Kepada Mueldoko, Abuya Syekh H. Amran Waly menyampaikan pandangannya terkait penerapan Pancasila.
Menurut Abuya Amran Waly, dewasa ini Pancasila sebagai dasar negara kita tidak dijalankan dengan baik oleh sebagian besar para Eksekutif dan Legislatif Sehingga persatuan, keadilan dan kesejahteraan itu tidak dapat terwujud, hanya sebatas mimpi saja.
“Hal tersebut dikarenakan dalam kehidupan bernegara, kita tidak lagi berlandaskan dan berpodaman pada sila yang pertama yaitu Tuhan yang Maha Esa dan sila yang kedua Kemanusian yang Adil dan Beradab,” ujar Abuya
”Jika kita sebagai warga negara tidak berpedoman pada sila yang pertama dan kedua, maka cita-cita negara kita pada sila-sila yang berikutnya sangat sulit untuk terwujud,”
kata Abuya.
“Jadi inilah maksud ajaran Kesufian, mengajak ummat kembali kepada Allah / Tuhan yang Maha Esa, dan Kemanusian yang adil lagi beradab / Tasawuf yaitu menteladani Muhammad Rasul SAW.
jelas Abuya Syekh H. Amran Waly Al Khalidi.
Selain itu Abuya Syekh H. Amran Waly Al Khalidi juga menyampaikan Rekomendasi Hasil Muzakarah Ulama Tauhid Shufi ASEAN Ke-9 yang dilaksanakan di Luwuk Kabuapten Banggai Provinsi Sulawesi tanggal 2 – 4 Juli 2024 lalu.
Mueldoko juga sangat mengapresiasi Muzakarah Ulama Tauhid Shufi ASEAN Ke-9 yang dilaksanakan MPTT-I tersebut.
Ia berharap Rekomendasi Muzakarah Ulama Tauhid Shufi ASEAN Ke-9 dapat terealisasi sebagaimana yang diharapkan.
Dipenghujung silaturahmi, Mueldoko juga menjamu Abuya Syekh H. Amran Waly serta rombongan makan siang bersama. Ia minta dido’akan oleh Abuya, karena hari itu tanggal (08/07/2024) adalah peringatan hari kelahiran Mueldoko yang kini telah berusia 67 tahun. (*)