Mengais Potensi Daerah, Walau Kadang Tak Seindah Kenyataan

Potensi daerah
Seorang pekerja disalah satu tempat pengeboran tradisional di Salah satu Desa di kecamatan rantopanjang perlak.

ACEHINDEPENDENT.COM, Aceh Timur – Yang peting halal, itulah yang terucap oleh Adi (30), seorang pekerja disalah satu tempat pengeboran tradisional di Salah satu Desa di kecamatan rantopanjang perlak.

Pria yang merantau ke pekan baru bertahun-tahun itu, memiliki hobi, kemekup (mencari ikan di sawah dan alur) danjuga hobi berburu, kini telah pulang ke kampungnya,

Bacaan Lainnya

Seperti halnya para pekerja lainnya, kegiatan dimulai pada pagi hari bahkan sampai pagi lagi, didalam pengeboran ini dimulai dengan beberapa tahapan, tahapan awal adalah dengan melihat kondisi tanah, bila dirasa tempat tersebut mengandung minyak, maka tahap awalnya disiapkan tempat yang biasa disebut complong.

Persiapan tersebut dilakukan sebelum dilanjutkan dengan peletakan rek (alat pengeboran yang menggunakan mesin), setelah rek berdiri baru kemudian dilakukan aktifitas pengeboran, pengebor tradisional setempat mengatakan kendala yang sering terjadi adalah sering kali pengebor todak mendapatkan minyak (zonk), “Sering kami mendapatkan hasil zong sehingga biaya modal kerja tidak kembali” ujarnya, dia menambahkan ketika hasil nya zonk maka mereka harus mencabut kembali pipa besi yang telah tertanam di tanah, untuk kemudian mencari tempat lapak yang baru.

Jika beruntung, pengebor bisa mendapatkan hasil yang sesuai dinginkan, atau istilah mereka nembak minyak, bisa menghasilkan berdrom-drom minyak, biasa perdromnya dijual dengan harga Rp 500.000, itulah yang menjadi penghasilan para petambang.

Disamping itu jika minyak ada tapi tidak mau disedot mesin, maka pengebor biasa melakukannya dengan cara memacok, kegiatan ini biasa dilakukan oleh satu orang, dan mereka akan dibayar oleh tokenya perhari Rp100.000, terkadang pekerja bisa melakukan aktiftas ini dari pagi hingga pagi lagi.

EDITOR : Muhajir

Pos terkait