ACEHINDEPENDENT.COM, – Jodoh ibarat misteri kehidupan. Bagaimana pandangan Islam soal jodoh? Apakah jodoh sudah ditetapkan atau harus diusahakan?
Menteri Agama Indonesia 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin memberikan penjelasan mengenai jodoh dalam Islam.
Pandangan Islam soal Jodoh Lukman mengatakan bahwa ketentuan dan ketetapan Allah SWT terbagi dalam Qada dan Qadar. Qada adalah ketentuan dan ketetaoan Allah yang tidak terhingga, tapi belum terjadi.
“Jadi, kita besok itu akan seperti apa, itu Qada-nya sudah ada. Bisa A, B, C, dan seterusnya,” kata Lukman dalam program Tanya Jawab Seputar Islam (Tajil) di CNNIndonesia.com.
Sedangkan Qadar adalah ketentuan dan ketetapan Allah SWT yang sudah terjadi.
“Jadi di antara sekian banyak opsi itu yang mana yang akan terjadi, itu yang menjadi takdir kita,” tutur Lukman.
Lukman menyebut ketentuan dan ketetapan Allah SWT itu ada yang bersifat mubram atau paten sehingga tidak bisa diubah sama sekali, misalnya orang tua, etnis, dan jenis kelamin.
Selain itu, ada pula ketentuan yang bersifat muallaq atau kondisional sehingga bisa berubah karena ikhtiar baik berupa usaha atau doa misalnya kesehatan.
Lalu, bagaimana dengan jodoh dalam Islam?
“Maka, terkait pertanyaan jodoh. Kaum Ahlusunnah wal Jamaah meyakini bahwa, manusia itu sudah memiliki opsi yang tak terhingga. Bisa berjodoh dengan A, B, C, D dan seterusnya,” kata Lukman.
Seseorang mungkin juga memiliki Qada tidak memiliki jodoh hingga meninggal dunia. Lukman menyebut tidak ada yang mengetahui Qada dari Allah SWT. Manusia dapat mengetahui Qada yang sudah menjadi Qadar atau takdir.
“Maka, bagi kita manusia karena tidak tahu Qada-nya, maka agar takdir kita baik, kita harus berikhtiar. Ikhtiar itu dengan upaya, usaha, dan termasuk doa dalam hal jodoh,” tutur Lukman.
sumber : cnnindonesia