ACEHINDEPENDENT.COM, – Utang Naik Setiap Bulan, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Yustinus Prastowo menjelaskan utang RI di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melonjak Rp4.247,21 triliun. Hal itu dihitung sejak Oktober 2014 sampai Desember 2021.
Yustinus mengatakan utang negara juga naik Rp2.122,3 triliun jika dihitung dari 2020 hingga akhir 2021. Berdasarkan data terakhir, utang RI sudah bertambah lagi menjadi Rp7.014,6 triliun per Februari 2022.
Meski begitu, Yustinus mengatakan posisi utang RI masih terbilang aman. Pasalnya, rasio utang RI masih di level 40,17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau di bawah batas maksimal yang sebesar 60 persen.
“Terlebih saat ini dominasi kepemilikan investor domestik meningkat sehingga ekonomi kita lebih tahan terhadap dinamika global dan domestik,” tulis Yustinus dalam akun Twitter, @prastow, Kamis (7/4).
Ia mengakui utang pemerintah naik dari tahun ke tahun. Bahkan, utang juga naik hampir setiap bulan.
Tercatat, utang RI sebesar Rp6.919 triliun pada Januari 2022 atau 39,63 persen terhadap PDB. Angka itu lebih rendah dari posisi Februari 2022 yang sudah tembus lebih dari Rp7.000 triliun.
“Namun, pengelolaan utang juga terus diperbaiki dari waktu ke waktu, seperti komposisi SBN yang jauh lebih besar daripada porsi pinjaman agar pengelolaan utang menjadi lebih sehat,” jelas Yustinus.
Meski terus meningkat, tetapi Yustinus mengklaim utang RI masih yang paling moderat dibandingkan dengan negara lain. Namun, ia tak menjelaskan rinci negara lain mana saja yang dimaksud.
“Ini bukti utang terus dikelola secara hati-hati. Menurut IMF, 2020 rasio utang terhadap PDB Indonesia ada di peringkat 132 dari 168 negara. Sangat bagus,” tutup Yustinus.
sumber : cnnindonesia